Imbal Hasil SUN Diperdagangan Senin Kemarin Masih Menunjukan Kenaikan Seiring Kembali Melemahnya Rupiah
Pasardana.id - Imbal hasil Surat Utang Negara pada perdagangan hari Senin, 10 Desember 2018 kemarin, masih menunjukkan kenaikan seiring dengan kembali melemahnya nilai tukar Rupiah terhadap Dollar Amerika.
Dalam riset yang dirilis Selasa (11/12/2018), analis fixed income MNC Securities, I Made Adi Saputra mengungkapkan, kenaikan imbal hasil Surat Utang Negara pada perdagangan kemarin (10/12), masih didorong oleh faktor pelemahan nilai tukar Rupiah terhadap Dollar Amerika seiring dengan menguatnya Dollar Amerika terhadap mata uang dunia di tengah kekhawatiran investor terhadap perlambatan pertumbuhan ekonomi global.
Selain itu, gejolak yang terjadi di pasar keuangan global seiring dengan koreksi yang terjadi di pasar saham global mendorong meningkatnya persepsi risiko yang tercermin pada kenaikan angka Credit Default Swap (CDS).
“Hal tersebut turut berdampak terhadap penurunan harga Surat Utang Negara ditengah investor asing yang tercatat melakukan penjualan Surat Berharga Negara di pasar sekunder,” jelas I Made.
Berdasarkan data kepemilikan Surat Berharga Negara yang dapat diperdagangkan, hingga tanggal 7 Desember 2018, investor asing tercatat melakukan penjualan bersih Surat Berharga Negara di bulan Desember 2018 senilai Rp2,05 triliun dengan total kepemilikan di Surat Berharga Negara senilai Rp898,54 triliun.
Lebih lanjut diungkapkan, kenaikan imbal hasil yang terjadi hingga mencapai 22 bps, dengan rata - rata mengalami kenaikan imbal hasil sebesar 10 bps.
Dari sisi harga, kenaikan imbal hasil tersebut didorong oleh adanya koreksi harga Surat Utang Negara di pasar sekunder yang mencapai 170 bps dimana penurunan harga yang cukup besar terjadi pada Surat Utang Negara dengan tenor di atas 10 tahun.
Imbal hasil Surat Utang Negara bertenor pendek mengalami kenaikan hingga sebesar 15 bps didorong oleh adanya penurunan harga yang mencapai 40 bps.
Sementara itu, imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor menengah mengalami kenaikan yang berkisar antara 10 bps hingga 16 bps dengan adanya penurunan harga yang mencapai 70 bps.
Sedangkan imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor panjang mengalami kenaikan hingga sebesar 22 bps setelah mengalami penurunan harga hingga sebesar 170 bps. Adapun pada Surat Utang Negara seri acuan, kenaikan imbal hasil yang terjadi mencapai 14 bps dengan didorong oleh adanya koreksi harga hingga mendekati 100 bps.
Imbal hasil Surat Utang Negara seri acuan dengan tenor 5 tahun mengalami kenaikan sebesar 14 bps di level 8,06% dan imbal hasil seri acuan dengan tenor 10 tahun mengalami kenaikan sebesar 7 bps di level 8,07%.
Sedangkan untuk seri acuan dengan tenor 15 tahun mengalami kenaikan sebesar 5 bps di level 8,193% dan untuk tenor 20 tahun mengalami kenaikan sebesar 11 bps di level 8,43%.
Sementara itu, dari perdagangan Surat Utang Negara dengan denominasi mata uang Dollar Amerika, perubahan tingkat imbal hasil cenderung terbatas dengan arah perubahan yang cukup bervariasi di tengah beragamnya sentimen.
Penurunan imbal hasil Surat Utang Negara didukung oleh penurunan imbal hasil US Treasur, hanya saja meningkatnya persepsi risiko menahan penurunan imbal hasil bahkan untuk beberapa seri justru mengalami kenaikan.
Imbal hasil dari INDO23 dan INDO28 terlihat mengalami kenaikan kurang dari 1 bps masing - masing di level 4,268% dan 4,708%.
Adapun imbal hasil INDO43 terlihat mengalami penurunan kurang dari 1 bps di level 5,311% begitu pula yang didapati pada imbal hasil INDO42 yang ditutup turun di level 5,352%.

