Tekanan Terhadap Rupiah Mereda, Imbal Hasil SUN Diperdagangan Jumat Lalu Cenderung Alami Kenaikan yang Terbatas

foto : ilustrasi (ist)

Pasardana.id - Imbal hasil Surat Utang Negara (SUN) pada perdagangan hari Jum'at, 7 Desember 2018 lalu, ditutup dengan kecenderungan mengalami kenaikan yang terbatas ditengah meredanya tekanan nilai tukar Rupiah terhadap Dollar Amerika.

Dalam laporan riset yang dirilis Senin (10/12/20180, analis fixed income MNC Securities, I Made Adi Saputra mengungkapkan, terbatasnya pergerakan imbal hasil Surat Utang Negara pada perdagangan Jumat (07/12) kemarin, dipengaruhi oleh faktor pergerakan nilai tukar Rupiah terhadap Dollar Amerika yang sempat mengalami pelemahan terhadap Dollar Amerika pada awal perdagangan sebelum ditutup dengan menunjukkan penguatan.

Terbatasnya perubahan tingkat imbal hasil juga dipangaruhi oleh pelaku pasar yang cenderung menahan diri untuk melakukan transaksi di pasar sekunder jelang disampaikannya data cadangan devisa oleh bank Indonesia serta data sektor tenaga kerja Amerika Serikat.

“Kondisi tersebut tercermin pada volume perdagangan yang tidak begitu besar, senilai Rp8,44 triliun,” jelas I Made.

Baca juga : Volume SBN Diperdagangan Jumat Lalu Senilai Rp8,44 Triliun dari 35 Seri

Sementara itu, Bank Indonesia menyampaikan bahwa posisi cadangan devisa Indonesia pada akhir November 2018 tercatat US$117,2 miliar, mengalami peningkatan dibandingkan dengan posisi di akhir Oktober 2018 yang sebesar US$115,2 miliar.

Posisi cadangan devisa tersebut setara dengan pembiayaan 6,5 bulan impor atau 6,3 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah.

Peningkatan cadangan devisa pada bulan November 2018 terutama berasal dari penerimaan devisa migas, penarikan utang luar negeri (ULN) pemerintah, dan penerimaan devisa lainnya yang lebih besar dari kebutuhan devisa untuk pembayaran ULN pemerintah.

Kenaikan angka cadangan devisa tersebut menjadi katalis positif pada pergerakan nilai tukar Rupiah terhadap Dollar Amerika yang mengalami penguatan setelah dirilisnya data cadangan devisa tersebut.

Lebih rinci diungkapkan, perubahan tingkat imbal hasil yang terjadi hingga mencapai 4 bps dengan rata - rata mengalami kenaikan sebesar 1 bps di tengah terbatasnya perubahan harga Surat Utang Negara.

Harga Surat Utang Negara mengalami perubahan hingga sebesar 20 bps dengan perubahan yang cukup besar didapati pada tenor di atas 10 tahun.

Imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor pendek mengalami perubahan yang berkisar antara 1 bps hingga 4 bps yang didorong oleh adanya berubahnya harga hingga 4 bps.

Adapun imbal hasil dari Surat Utang Negara dengan tenor menengah mengalami kenaikan hingga sebesar 1 bps di tangah koreksi harga hingga sebesar 5 bps.

Adapun imbal hasil dari Surat Utang Negara dengan tenor penjang bergerak dengan arah perubahan yang bervariasi dengan perubahan yang terjadi hingga sebesar 20 bps yang menyebabkan terjadinya perubahan tingkat imbal hasil hingga sebesar 2 bps.

Ditambahkan, terbatasnya pergerakan harga juga berdampak terhadap terbatasnya perubahan tingkat imbal hasil dari Surat Utang Negara seri acuan, dimana perubahan tingkat imbal hasil yang terjadi hingga sebesar 2 bps.

Imbal hasil Surat Utang Negara seri acuan dengan tenor 5 tahun, 15 tahun dan 20 tahun mengalami penurunan kurang dari 1 bps masing - masing di level 7,921%; 8,148% dan 8,323%.

Adapun untuk imbal hasil seri acuan dengan tenor 10 tahun terlihat mengalami kenaikan sebesar 2 bps di level 8,003%.

Dalam sepekan terakhir, imbal hasil Surat Utang Negara cenderung bergerak dengan mengalami kenaikan imbal hasil dengan rata - rata kenaikan sebesar 8 bps yang didorong oleh faktor pelemahan nilai tukar Rupiah terhadap Dollar Amerika. 

Sementara itu, pergerakan imbal hasil Surat Utang Negara dengan denominasi mata uang Dollar Amerika pada perdagangan di akhir pekan juga terlihat terbatas dengan kecenderungan mengalami penurunan seiring dengan penurunan imbal hasil US Treasury.

Imbal ahsil dari INDO23 mengalami penurunan sebesar 1 bps di level 4,236% setelah mengalami kenaikan harga terbetas sebesar 3 bps.

Sementara itu, imbal hasil dari INDO43 terlihat mengalami penurunan imbal hasil kurang dari 1 bps di level 5,316% setelah mengalami kenaikan harga yang terbatas sebesar 6 bps.

Dalam sepekan terakhir, imbal hasil dari Surat Utang Negara dengan denominasi mata uang Dollar Amerika bergerak dengan kecenderungan mengalami penurunan di tengah penurunan imbal hasil surat utang global seiring dengan koreksi yang terjadi di pasar saham global mendorong investor untuk menempatkan dananya pada instrumen yang lebih aman.