Volume SBN Diperdagangan Rabu Kemarin Senilai Rp17,68 Triliun dari 38 Seri
Pasardana.id - Volume perdagangan Surat Berharga Negara (SBN) yang dilaporkan pada perdagangan kemarin (07/11), tercatat senilai Rp17,68 triliun dari 38 seri Surat Berharga Negara yang diperdagangkan dengan volume perdagangan seri acuan mencapai Rp4,65 triliun.
Dalam laporan riset yang dirilis Kamis (08/11/2018), analis fixed income MNC Securities, I Made Adi Saputra mengungkapkan, Obligasi Negara seri FR0078 menjadi Surat Utang Negara dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp3,49 triliun dari 140 kali transaksi di harga rata - rata 100,91% yang diikuti oleh perdagangan Obligasi Negara seri FR0077 senilai Rp3,14 triliun dari 125 kali transaksi di harga rata - rata 100,49%.
Adapun Project Based Sukuk seri PBS016 menjadi Sukuk Negara dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp250,0 miliar dari 2 kali transaksi di harga rata - rata 98,00% yang diikuti oleh perdagangan seri PBS019 senilai Rp120,0 miliar dari 11 kali transaksi di harga rata - rata 98,73%.
Sementara itu, dari perdagangan surat utang korporasi, volume perdagangan yang dilaporkan senilai Rp482,26 miliar dari 33 seri surat utang korporasi yang diperdagangkan.
Obligasi Berkelanjutan IV Adira Finance Tahap III Tahun 2018 Seri C (ADMF04CCN3) menjadi surat utang korporasi dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp100,0 miliar dari 4 kali transaksi di harga rata - rata 98,55% yang diikuti oleh perdagangan Obligasi Indofood Sukses Makmur VIII Tahun 2017 (INDF08) senilai Rp59,0 miliar dari 2 kali transaksi di harga rata - rata 98,95%.
Sementara itu, nilai tukar Rupiah kembali mengalami penguatan terhadap Dollar Amerika, ditutup pada level 14590,00 per Dollar Amerika dengan mengalami penguatan sebesar 214,00 pts (1,45%) dibandingkan dengan level penutupan sebelumnya.
Bergerak dengan mengalami penguatan sepanjang sesi perdagangan pada kisaran 14590,00 hingga 14805,00 per Dollar Amerika, penguatan nilai tukar Rupiah peda perdagangan kemarin didukung oleh faktor peningjatan angka cadangan devisa serta kembali meningkatnya akumulasi pembelian investor asing di pasar modal Indonesia, baik di pasar saham maupun surat utang di bulan November 2018.
Nilai tukar Rupiah dalam dua hari berturut - turut memimpin penguatan mata uang regional terhadap Dollar Amerika seiring dengan pelemahan mata uang Dollar Amerika terhadap mata uang utama dunia.
Selain mata uang Rupiah, penguatan nilai tukar terhadap Dollar Amerika juga didapati pada Baht Thailand (THB) sebesar 0,53% dan diikuti oleh mata uang Dollar Singapura (SGD) sebesar 0,34%.
Sementara itu, imbal hasil surat utang global pada perdagangan kemarin ditutup dengan arah perubahan yang bervariasi seiring dengan beragamnya katalis yang ada di psaar surat utang global.
Imbal hasil US Treasury pada perdagangan kemarin ditutup bervariasi setelah hasil dari pemilu tengah waktu (midterm election) menunjukkan bahwa parta Demokrat memenangi posisi di DPR sedangkan partai Republik masih menguasai Senat. Hal tersebut sesuai dengan ekspektasi pelaku pasar.
Imbal hasil US Treasury dengan tenor 10 tahun ditutup turun pada kisaran 3,199% sementara itu untuk tenor 30 tahun mengalami kenaikan di level 3,403% begitu pula untuk tenor 2 tahun yang kembali ditutup naik di level 2,944%.
Sementara itu, imbal hasil dari surat utang Jerman ditutup dengan kenaikan di level 0,452% dan pada surat utang Inggris ditutup dengan posisi yang tidak banyak mengalami perubahan dibandingkan dengan level penutupan sebelumnya, di level 1,353%.

