Volume SBN Diperdagangan Senin Kemarin Senilai Rp10,96 Triliun dari 38 Seri
Pasardana.id - Volume perdagangan Surat Berharga Negara (SBN) yang dilaporkan pada perdagangan kemarin (05/11), tercatat senilai Rp10,96 triliun dari 38 seri Surat Berharga Negara yang diperdagangkan dengan volume perdagangan seri acuan yang dilaporkan senilai Rp2,39 triliun.
Dalam laporan riset yang dirilis Selasa (06/11/2018), analis fixed income MNC Securities, I Made Adi Saputra mengungkapkan, Obligasi Negara seri FR0077 masih menjadi Surat Utang Negara dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp2,41 triliun dari 86 kali transaksi di harga rata - rata 99,65% yang diikuti oleh perdagangan Obligasi Negara seri FR0078 senilai Rp1,93 triliun dari 32 kali transaksi di harga rata - rata 99,47%.
Sedangkan Sukuk Negara Ritel seri SR008 menjadi Sukuk Negara dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp136,39 miliar dari 9 kali transaksi di harga rata - rata 100,70% yang diikuti oleh perdagangan SR009 senilai Rp96,71 miliar dari 15 kali transaksi di harga rata - rata 99,12%.
Sementara itu, dari perdagangan surat utang korporasi, Obligasi Berkelanjutan IV Adira Finance Tahap II Tahun 2018 Seri A (ADMF04ACN2) menjadi surat utang kroporasi dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp70,0 miliar dari 4 kali transaksi di harga rata - rata 99,18% yang diikuti oleh perdagangan Obligasi Berkelanjutan Indonesia Eximbank II Tahap VII Tahun 2016 Seri B (BEXI02BCN7) senilai Rp50,0 miliar dari 1 kali transaksi di harga 100,57%.
Total volume perdagangan surat utang korporasi yang dilaporkan pada perdagangan kemarin senilai Rp567,17 miliar dari 36 seri surat utang korporasi yang diperdagangkan.
Adapun imbal hasil surat utang global pada perdagangan di hari Senin (05/11), masih menunjukkan arah perubahan yang bervariasi sebagai respon atas beragamnya katalis yang ada di pasar surat utang global.
Imbal hasil US Treasury dengan tenor 10 tahun dan 30 tahun ditutup dengan mengalami penurunan terbatas, masing - masing di level 3,195% dan 3,43% dimana pelaku pasar mencermati pelaksanaan pemilihan umum Amerika Serikat.
Adapun imbal hasil surat utang Inggris pada perdagangan kemarin ditutup dengan mengalami kenaikan di level 1,498%.
Sedangkan surat utang Jerman ditutup dengan tidak banyak mengalami perubahan di level 0,426%. Sementara itu imbal hasil surat utang regional juga terlihat mengalami kenaikan terbatas, dimana imbal hasil surat utang Malaysia ditutup naik di level 4,108% dan imbal hasil surat utang Thailand ditutup naik di level 2,817%.
Sementara itu, nilai tukar Rupiah pada perdagangan kemarin (05/11) ditutup pada level 14976,50 per Dollar Amerika, mengalami pelemahan sebesar 21,50 pts (0,14%) dibandingkan dengan posisi penutupan sebelumnya.
Dibuka melemah pada level 14976 per Dollar Amerika, nilai tukar Rupiah pada perdagangan kemarin bergerak dengan mengalami pelemahan sepanjang sesi perdagangan pada kisaran 14967,50 hingga 14987,00 per Dollar Amerika.
Pelemahan nilai tukar Rupiah terjadi seiring dengan pelemahan mata uang regional di tengah menguatnya Dollar Amerika yang didukung oleh peluang berlanjutnya kenaikan suku bunga acuan Bank Sentral Amerika sebagai respon atas perbaikan yang terjadi di sektor tenaga kerja Amerika Serikat.
Mata uang Rupee India (INR) memimpin pelemahan mata uang regional terhadap Dollar Amerika, dengan mengalami pelemahan sebesar 0,89% yang diikuti oleh mata uang Yuan China (CNY) sebesar 0,51% dan mata uang Baht Thailand (THB) sebesar 0,45%.

