Volume SBN Diperdagangan Rabu Kemarin Senilai Rp9,01 Triliun dari 41 Seri

foto : ilustrasi (ist)

Pasardana.id - Volume perdagangan Surat Berharga Negara (SBN) pada perdagangan kemarin (28/11) tercatat senilai Rp9,01 triliun dari 41 seri Surat Berharga Negara yang diperdagangkan, dengan volume perdagangan seri acuan yang dilaporkan senilai Rp2,32 triliun.

Dalam riset yang dirilis Kamis (29/11/2018), analis fixed income MNC Securities, I Made Adi Saputra mengungkapkan, Obligasi Negara seri FR0061 menjadi Surat Utang Negara dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp1,767 triliun dari 30 kali transaksi dan ditutup pada level harga 97,26% yang diikuti oleh perdagangan Obligasi Negara seri FR0063 senilai Rp1,575 triliun dari 10 kali transaksi dan ditutup di level harga 91,70%.

Adapun Surat Perbendaharaan Negara seri SPNS11012019 menjadi Sukuk Negara dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp176,00 miliar dari 2 kali transaksi di harga rata - rata 99,35% dan diikuti oleh perdagangan Sukuk Negara Ritel seri SR008 senilai Rp121,99 miliar dari 10 kali transaksi di harga rata - rata 100,09%.

Lebih lanjut diungkapkan, dari perdagangan surat utang korporasi, volume perdagangan yang dilaporkan senilai Rp1,53 triliun dari 50 seri surat utang korporasi yang diperdagangkan.

Obligasi Berkelanjutan IV Adira Finance Tahap III Tahun 2018 Seri A (ADMF04ACN3) menjadi surat utang korporasi dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp200,00 miliar dari 4 kali transaksi di harga rata - rata 99,61% yang diikuti oleh perdagangan Surat Berharga Hak Atas Pendapatan Penjualan Tiket Kelas A (MGIA01) senilai Rp184,00 miliar dari 5 kali transaksi di harga rata - rata 100,66%.

Sementara itu, nilai tukar Rupiah pada perdagangan kemarin (28/11), kembali ditutup dengan mengalami pelemahan, sebesar 14,00 pts (0,10%) di level 14529,00 per Dollar Amerika.

Bergerak pada kisaran 14520,50 hingga  14545,00 per Dollar Amerika, nilai tukar Rupiah pada perdagangan kemarin mengalami pelemahan sepanjang sesi perdagangan di tengah nilai tukar mata uang regional yang bergerak dengan arah perubahan yang bervariasi terhadap Dollar Amerika.

Mata uang Ringgit Malaysia (MYR) memimpin pelemahan mata uang regional, sebesar 0,30% yang diikuti oleh mata uang Rupiah dan Dollar Taiwan (TWD) sebesar 0,05%. Adapun mata uang Won Korea Selatan (KRW) memimpin penguatan mata uang regional, sebesar 0,25% yang diikuti oleh mata uang Rupee India (INR) sebesar 0,22%.

Sementara itu, Imbal hasil surat utang global pada perdagangan kemarin (28/11), ditutup dengan arah perubahan yang bervariasi di tengah beragamnya sentimen yanga da di pasar surat utang.

Imbal hasil US Treasury dengan tenor 10 tahun dan 30 tahun masing - maisng ditutup di level 3,048% dan 3,34% merespon pidato dari Gubernur Bank Sentral Amerika yang menyatakan bahwa tingkat suku bunga acuan sedikit di bawah kondisi netral, yang mengindikasikan bahwa masih ada peluang kenaikan suku bunga acuan namun dengan tetap memperhatikan beberapa indikator ekonomi. Adapun imbal hasil surat utang Inggris ditutup dengan mengalami penurunan di level 1,376% sementara itu surat utang Jerman justru ditutup dengan kenaikan terbatas di level 0,35%.