Volume SBN Diperdagangan Selasa Kemarin Senilai Rp9,19 Triliun dari 25 Seri
Pasardana.id - Volume perdagangan Surat Berharga Negara (SBN) yang dilaporkan pada perdagangan kemarin (27/11) tercatat senilai Rp9,19 triliun dari 25 seri Surat Berharga Negara yang diperdagangkan, dimana volume perdagangan seri acuan yang dilaporkan mencapai Rp1,87 triliun.
Dalam laporan riset yang dirilis Rabu (28/11/2018), analis fixed income MNC Securities, I Made Adi Saputra mengungkapkan, Obligasi Negara seri FR0078 kembali menjadi Surat Utang negara dengan volume perdagangan terbesar, yaitu senilai Rp1,563 triliun dari 38 kali transaksi dengan harga tertinggi di level 102,55% dan diikuti oleh perdagangan Obligasi Negara seri FR0061 senilai Rp1,004 triliun dari 17 kali transaksi di harga rata - rata 97,58%.
Sementara itu, Project Based Sukuk seri PBS017 menjadi Sukuk Negara sengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp368,00 miliar dari 15 kali transaksi di harga rata - rata 87,20% yang diikuti oleh perdagangan Surat Perbendaharaan Negara seri SPNS11012019 senilai Rp75,00 miliar dari 1 kali transaksi di harga 99,33%.
Sedangkan dari perdagangan surat utang korporasi, volume perdagangan yang dilaporkan senilai Rp986,3 miliar dari 48 seri surat utang korporasi yang diperdagangkan.
Obligasi Berkelanjutan III Waskita Karya Tahap III Tahun 2018 Seri A (WSKT03ACN3) menjadi surat utang korporasi dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp237,40 miliar dari 7 kali transaksi di harga rata - rata 100,06% dan diikuti oleh perdagangan Obligasi Berkelanjutan I Protelindo Tahap I Tahun 2016 Seri A (PRTL01ACN1) senilai Rp200,00 miliar dari 2 kali transaksi di harga rata - rata 99,82%.
Sementara itu, nilai tukar Rupiah terhadap Dollar Amerika pada perdagangan kemarin ditutup melemah sebesar 40,00 pts (0,28%) di level 14515,00 per Dollar Amerika.
Setelah mengalami tren penguatan terhadap Dollar Amerika dalam beberapa hari perdagangan, pada perdagangan kemarin nilai tukar Rupiah ditutup dengan mengalami pelemahan dan bergerak pada kisaran 14485,00 hingga 14517,50 per Dollar Amerika.
Pelemahan nilai tukar Rupiah terhadap Dollar Amerika pada perdagangan kemarin seiring dengan nilai tukar mata uang regional yang juga cenderung mengalami pelemahan terhadap Dollar Amerika. Mata uang Peso Philippina (PHP) memimpin pelemahan mata uang regional, dengan mengalami pelemahan sebesar 0,48% yang diikuti oleh nilai tukar Rupiah dan Yuan China (CNY) seebsar 0,11%.
Adapun mata uang regional yang mengalami penguatan terhadap Dollar Amerika adalah Rupee India (INR) dan Baht Thailand (THB) masing - masing sebesar 0,05%.
Sementara itu, imbal hasil surat utang global pada perdagangan kemrin ditutup dengan arah perubahan yang bervariasi di tengah beragamnya sentimen yang ada di pasar surat utang global.
Imbal hasil US Treasury dengan tenor 10 tahun dan 30 tahun masing - masing ditutup di level 3,059% dan 3,319% tidak banyak mengalami perubahan dibandingkan dengan level penutupan sebelumnya sebagai respon pelaku pasar terhadap pernyataan dari pejabat Bank Sentral Amerika yang menyatakan bahwa Bank Sentral Amerika akan memperhatikan data indikator ekonomi sebelum kembali memutuskan untuk menaikkan suku bunga acuannya.
Sementara itu, imbal hasil dari surat utang Inggris dan Jerman ditutup dengan mengalami penurunan masing - masing di level 1,379% dan 0,343% setelah koreksi yang terjadi di pasar saham mendorong investor untuk membeli aset investasi yang lebih aman.
Adapun surat utang regional yang terlihat mengalami penurunan imbal hasil adalah surat utang Philippina yang ditutup di level 7,044%.

