ANALIS MARKET (28/11/2018) : Pasar Obligasi Berpotensi Melemah Terbatas
Pasardana.id – Riset harian Kiwoom Sekuritas menyebutkan, pagi ini pasar obligasi berpotensi akan dibuka melemah dengan potensi melemah terbatas.
Menurut analis Kiwoom Sekuritas, Maximilianus Nicodemus, potensi pelemahan ini datang dari “memang sudah waktunya” untuk mengalami pelemahan, yang didukung oleh komentar dari Presiden Trump yang menyatakan bahwa Amerika memiliki kemungkinan akan terus maju dengan kenaikkan tarif pada $200 miliar barang barang China menjadi 25% dari sebelumnya 10%.
Selain itu, ada kemungkinan akan ada tarif tambahan senilai US$257 miliar. Trump juga menambahkan, akan melakukan yang sama dengan semua impor yang tersisa dari negara Asia jika negosiasi gagal menghasilkan kesepakatan.
Fokus berikutnya adalah, Wakil Ketua Federal Reserve Clarida akan memberikan pidato di New York, yang diikuti dengan Powell hari berikutnya.
“Kami berharap pidato ini akan memberikan arah yang lebih jelas terkait dengan arah dari kenaikkan tingkat suku bunga The Fed,” ujar Nico dalam laporan riset yang dirilis Rabu (28/11/2018).
Lebih lanjut diungkapkan, Bank Indonesia dalam penyampaiannya kemarin (27/11), menjelaskan bahwa, Bank Indonesia berjanji akan terus mempertahankan kebijakan moneternya, “Preemptive dan Head of the Curve” akan menjadi andalan di tahun 2019, karena adanya waspada terhadap resiko eksternal termasuk kenaikkan suku bunga The Fed yang mungkin akan dilakukan lebih lanjut serta pertumbuhan global yang lebih lemah.
Kenaikkan tingkat suku bunga bulan November kemarin juga dikarenakan Bank Indonesia telah memperhitungkan 2x potensi kenaikkan tingkat suku bunga The Fed pada bulan Desember dan Maret.
“Bank Indoensia yang lebih optimis dan percaya diri menjadi penyejuk bagi para pelaku pasar dan investor, namun kami tetap merekomendasikan jual hari ini,” ujar Nico.
Sementara itu, diperdagangan obligasi kemarin (27/11), total transaksi menurun, namun total frekuensi naik dibandingkan hari sebelumnya ditengah tengah mulai minimnya pergerakan harga obligasi kemarin.
Total transaksi didominasi oleh obligasi berdurasi 3 – 5 tahun, diikuti dengan 1 – 3 tahun dan 10 – 15 tahun. Sisanya merata disemua tenor hingga 20 tahun.
“Pasar obligasi kemarin (27/11), pada akhirnya mulai berhenti melakukan penguatan, dan menanti sebuah alasan yang tepat untuk mengalami penurunan. Alasan itu akan datang hari ini (28/11),” tandas Nico.

