Volume SBN Diperdagangan Senin Kemarin Senilai Rp10,81 Triliun dari 46 Seri

foto : ilustrasi (ist)

Pasardana.id - Volume perdagangan Surat Berharga Negara (SBN) yang dilaporkan pada perdagangan kemarin (26/11), tercatat senilai Rp10,81 triliun dari 46 seri Surat Berharga Negara yang diperdagangkan dengan volume perdagangan seri acuan senilai Rp1,26 triliun.

Dalam laporan riset yang dirilis Selasa (27/11/2018), analis fixed income MNC Securities, I Made Adi Saputra mengungkapkan, Obligasi Negara seri FR0078 menjadi Surat Utang Negara dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp1,194 triliun dari 39 kali transaksi dengan harga tertinggi yang dilaporkan di level 102,43% dan diikuti oleh perdagangan Obligasi Negara seri FR0061 senilai Rp726,81 miliar dari 19 kali transaksi di harga rata - rata 97,72%.

Adapun Project Based Sukuk seri PBS014 menjadi Sukuk Negara dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp218,00 miliar dari 5 kali transaksi di harga rata - rata 97,18% dan diikuti oleh perdagangan seri PBS016 senilai Rp160,00 miliar dari 3 kali transaksi di harga 98,60%.

Sedangkan volume perdagangan surat utang korporasi yang dilaporkan pada perdagangan kemarin (26/11) tercatat senilai Rp972,36 miliar dari 44 seri surat utang korporasi yang diperdagangkan.

Obligasi Berkelanjutan III Waskita Karya Tahap II Tahun 2018 Seri B (WSKT03BCN2) menjadi surat utang korporasi dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp175,35 miliar dari 15 kali transaksi yang diikuti oleh perdagangan Sukuk Mudharabah Lontar Papyrus Pulp & Paper Industry I Tahun 2018 Seri B (SMLPPI01B) senilai Rp102,00 miliar dari 2 kali transaksi di harga rata - rata 100,01%.

Sementara itu, nilai tukar Rupiah terhadap Dollar Amerika pada perdagangan kemarin ditutup menguat sebesar 69,00 pts (0,47%) di level 14475,00 per Dollar Amerika.

Dibuka pada level 14544,00 per Dollar Amerika, dan bahkan sempat mengalami pelemahan di awal sesi perdagangan, nilai tukar Rupiah bergerak dengan menunjukkan tren penguatan hingga berakhirnya sesi perdagangan dengan bergerak pada kisaran 14457,50 hingga 14558,00 per Dollar Amerika.

Mata uang Rupiah pada perdagangan kemarin memimpin penguatan mata uang regional terhadap Dollar Amerika yang diikuti oleh mata uang Peso Philippina (PHP) sebesar 0,19% dan Won Korea Selatan (KRW) sebesar 0,15%.

Adapun mata uang Rupee India (INR) mengalami pelemahan sebesar 0,25% terhadap Dollar Amerika, begitu pula mata uang Yen Jepang (JPY) yang mengalami pelemahan sebesar 0,20%.

Sementara itu, imbal hasil surat utang global pada perdagangan kemarin bergerak dengan arah perubahan yang bervariasi dimana kenaikan imbal hasil didapati pada surat utang negara - negara maju seiring dengan meredanya tekanan koreksi yang terjadi di pasar saham, mendorong investor untuk mulai berani untuk masuk pada instrumen yang lebih berisiko.

Imbal hasil US Treasury dengan tenor 10 tahun dan 30 tahun mengalami kenaikan masing - masing di level 3,057% dan 3,315%.

Sementara itu, imbal hasil dari surat utang Inggris dan Jerman juga terlihat mengalami kenaikan masing - masing di level 1,412% dan 0,358%.

Adapun imbal hasil surat utang yang mengalami penurunan adalah surat utang Jepang yang ditutup turun di level 0,083% begitu pula surat utang Singapura yang ditutup turun di level 2,401%.