ANALIS MARKET (27/11/2018) : Pagi Ini Pasar Obligasi Diperkirakan Akan Bergerak Bervariatif

Foto : ilustrasi (ist)

Pasardana.id - Riset harian Kiwoom Sekuritas menyebutkan, pagi ini pasar obligasi diperkirakan akan bergerak bervariatif. 

Obligasi 5y dan 20y masih memiliki ruang untuk mengalami penguatan, namun 10y dan 15y sudah “mentok”. Hal ini akan membuat obligasi 10y dan 15y, kapanpun bisa mengalami penurunan dengan berbagai alasan. 

“Sisi baiknya adalah pada akhirnya pasar obligasi mampu melebihi harga tertinggi yang telah terbentuk selama 1 bulan lalu, sehingga trend secara jangka pendek pasar obligasi akan mengalami kenaikkan. Ini akan menjadi modal yang bagus untuk menutup akhir bulan ini dengan imbal hasil yang rendah,” jelas analis Kiwoom Sekuritas, Maximilianus Nicodemus dalam riset yang dirilis Selasa (27/11/2018).

Ditambahkan, ditiadakannya lelang pada bulan Desember juga memberikan indikasi positif, sehingga memaksa para pelaku pasar dan investor bermain di pasar sekunder yang akan mendorong total transaksi dan frekuensi bertambah, sehingga pasar obligasi akan lebih “hidup”. 

Namun, akhir bulan ini pula akan menjadi titik balik bagi pergerakan pasar obligasi apalagi setelah pertemuan Presiden Trump dan Xi Jinping usai. 

“Cermati setiap sentiment yang masuk khususnya dari global, karena akan memberikan arah pergerakan obligasi. Kami merekomendasikan hold hari ini untuk obligasi berdurasi 10y, 15y, dan 20y namun beli bagi obligasi 5y. Pergerakan > 55 bps akan menjadi arah,” jelas Nico.

Sebelumnya, pasar obligasi kemarin (26/11) masih mencatatkan kenaikkan. Didorong oleh mesin obligasi berdurasi 5y, diikuti dengan 20y. 

Namun demikian, obligasi berdurasi 10y dan 15y sudah mencapai puncaknya. Pasar obligasi masih terus terdorong oleh sentiment positif penguatan Rupiah yang terus mencoba uji support di 14.395. Selain itu, dukungan capital inflow di pasar obligasi juga terus membuat pasar obligasi mengalami kenaikkan meskipun sudah “saatnya” pasar obligasi mengalami penurunan. 

“Dalam rentang 1 minggu, pasar obligasi kedatangan capital inflow yang menyebabkan kepemilikkan asing bertambah dari 37.4% menjadi 37.6%, dan dalam waktu 2 minggu, kepemilikkan asing naik 0.4%. Tentu hal ini juga didorong oleh meredanya sentiment global sehingga mendorong para pelaku pasar dan investor memegang asset asset yang lebih beresiko,” tandas Nico.