Bergerak Atraktif, WiKA Ditransaksikan 8.737 Kali dengan Nilai Transaksi Mencapai Rp118,51 Miliar

foto : ilustrasi (ist)

Pasardana.id - Harga Saham PT Wijaya Karya (Persero) Tbk (WIKA) pada perdagangan Senin, 26 November 2018 bergerak sangat atraktif.

WiKA ditransaksikan sebanyak 8.737 kali dengan nilai transaksi yang mencapai Rp118,51 miliar.

Di samping itu, WIKA berakhir dengan kenaikan cukup siginifikan yakni melonjak 7,63% di level Rp1.480 per saham pada penutupan hari ini.

Berdasarkan aktivitas broker summary, tiga broker teratas yang paling banyak membeli saham WIKA antara lain Mandiri Sekuritas (CC) senilai Rp19,09 miliar, kemudian Credit Suisse Sekuritas (CS) Rp16,28 miliar, dan Deutsche Sekuritas (DB) Rp15,38 miliar.

Di samping itu, investor asing juga tampak mengakumulasi saham ini dengan mencatatkan pembelian bersih (net buy) senilai Rp16,39 miliar.

Fundamental WIKA

Analis market Pasardana.id, Arief Budiman mengungkapkan, secara fundamental, WIKA mencatat kinerja cukup solid yang tercermin dari pertumbuhan pendapatan dan laba bersih hingga akhir September 2018. Kinerja tersebut didukung dari sektor infrastruktur dan gedung.

Mengutip laporan keuangan Perseroan, WIKA mencatatkan pertumbuhan laba bersih 38,56 persen dari sebelumnya Rp62,93 miliar pada kuartal III 2017, menjadi Rp1,05 triliun pada kuartal III 2018.

Kenaikan laba bersih tersebut ditopang dari pertumbuhan pendapatan 32,29 persen menjadi Rp21 triliun hingga sembilan bulan pertama 2018, dari sebelumnya Rp15,87 triliun di periode yang sama tahun lalu.

Menurut Arief, secara valuasi, harga saham WIKA saat ini juga tergolong sudah murah dengan PER di level 11,6 kali, sedikit berada di atas level pesimis PE Band yang sebesar 8,49 kali.

Penghentian Sementara Proyek LRT

Beberapa waktu yang lalu, tepatnya pada Rabu 21 November 2018, Kementerian perhubungan menghentikan sementara proyek kereta cepat Jakarta-Bandung dan proyek Light Rail Transit (LRT) Jabodebek di ruas tol Jakarta-Cikampek KM 11. Langkah tersebut dilakukan untuk mengurangi kemacetan yang terjadi di Tol Jakarta-Cikampek.

Sebagai informasi, hingga Oktober 2018 pengerjaan proyek LRT sudah mencapai 48%. Ruasnya pada tahap 1 mencakup lintas layanan Cawang-Cibubur, Cawang-Bekasi, Cawang-Dukuh atas.

Sementara itu, Direktur Utama PT Wijaya Karya (Persero) Tbk (WIKA) Tumiyana mengatakan, langkah penghentian sementara proyek kereta cepat Jakarta-Bandung sebenarnya hanya rekayasa managemen lalu lintas, sehingga kereta cepat tidak terganggu progress pengerjaannya. Dengan demikian, dampaknya tidak ada untuk kinerja perusahaan.

Chief financial Officer WIKA, Steve Kosasih menyatakan, mayoritas proyek kereta cepat WIKA di luar kota Jakarta, bukan di area pengehentian sementara kereta cepat.

Teknikal WIKA

Lebih lanjut, Arief mengungkapkan, secara teknikal pergerakan saham WIKA beberapa waktu ini terbilang sangat baik karena mampu ditutup menguat dalam 7 hari beruntun perdagangan terakhir.

Kondisi tersebut merupakan salah satu indikasi pembalikan arah (reversal) yang cukup baik mengingat harganya yang telah turun tajam sejak awal tahun ini.

Adapun pada hari ini, Senin (26/11/2018), saham WIKA membentuk bullish candle dengan body yang besar menggambarkan bahwa saham pelat merah tersebut bergerak positif dalam rentang yang lebar hingga ditutup pada level satu tick dibawah level tertingginya.

Selain, pergerakan saham ini juga mulai menembus garis moving average periode 60 dan terjadi golden cross dengan moving average periode 20 hari mengindikasikan adanya potensi uptrend dalam jangka menengah.

Adapun indikator stochastic juga terlihat masih bergerak naik meskipun mulai memasuki area jenuh jual, mengindikasikan sinyal kenaikan yang cukup kuat dengan target terdekat berada di level psikologis Rp1.500.