Volume SBN Diperdagangan Kamis Kemarin Senilai Rp10,28 Triliun dari 33 Seri
Pasardana.id - Volume perdagangan Surat Berharga Negara (SBN) yang dilaporkan pada perdagangan kemarin (22/11), tercatat senilai Rp10,28 triliun dari 33 seri Surat Berharga Negara yang diperdagangkan dengan volume perdagangan seri acuan senilai Rp2,42 triliun.
Dalam laporan riset yang dirilis Jumat (23/11/2018), analis fixed income MNC Securities, I Made Adi Saputra mengungkapkan, Obligasi Negara seri FR0078 menjadi Surat Utang Negara dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp3,575 triliun dari 108 kali transaksi di harga rata - rata 101,78% dan diikuti oleh perdagangan Obligasi Negara seri FR0077 senilai Rp1,541 triliun dari 79 kali transaksi di harga rata - rata 100,97%.
Sementara itu Surat Perbendaharaan Negara seri SPNS11012019 menjadi Sukuk Negara dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp296,00 miliar dari 2 kali transaksi di harga rata - rata 99,23% dan diikuti oleh perdagangan Project Based Sukuk seri PBS013 senilai Rp134,00 miliar dari 6 kali transaksi di harga rata - rata 99,85%.
Dari perdagangan surat utang korporasi, volume perdagangan yang dilaporkan senilai Rp425,17 miliar dari 36 seri surat utang korporasi yang diperdagangkan.
Obligasi Berkelanjutan IV Adira Finance Tahap I Tahun 2017 Seri B (ADMF04BCN1) menjadi surat utang korporasi dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp67,00 miliar dari 5 kali transaksi di harga rata - rata 97,98% dan diikuti oleh perdagangan Obligasi Berkelanjutan II Adhi Karya Tahap I Tahun 2017 (ADHI02CN1) senilai Rp40,00 miliar dari 8 kali transaksi di harga rata - rata 99,15%.
Sementara itu, nilai tukar Rupiah terhadap Dollar Amerika pada perdagangan kemarin ditutup menguat sebesar 22,50 pts (0,15%) di level 14580,00 per Dollar Amerika.
Dibuka pada level 14604,00 per Dollar Amerika, pergerakan nilai tukar Rupiah cenderung mengalami penguatan dengan bergerak pada kisaran 14570,00 hingga 14606,50 per Dollar Amerika.
Nilai tukar mata uang regional pada perdagangan kemarin bergerak bervariasi, dengan mata uang Rupee India (INR) memimpin penguatan mata uang regional sebesar 0,71% yang diikuti oleh mata uang Won Korea Selatan (KRW) sebesar 0,19%.
Sedangkan mata uang Peso Philippina (PHP) mengalami pelemahan terhadap Dollar Amerika, sebesar 0,13% dan diikuti oleh mata uang Yuan China (CNY) sebesar 0,08%.
Sementara itu, imbal hasil surat utang global pada perdagangan kemarin bergerak bervariasi di tengah liburnya pasar keuangan Amerika Serikat.
Imbal hasil dari surat utang Inggris pada perdagangan kemarin ditutup dengan kenaikan di level 1,419% begitu pula surat utang Thailand yang ditutup naik di level 2,719%.
Adapun surat utang Jerman terlihat mengalami penurunan imbal hasil di level 0,367% dan dan juga imbal hasil surat utang Philippina yang ditutup turun di level 7,053%.

