Harga SUN Diperdagangan Kamis Kemarin Kembali Naik Seiring Penguatan Rupiah

foto : ilustrasi (ist)

Pasardana.id - Harga Surat Utang Negara (SUN) pada perdagangan hari Kamis, 22 November 2018 kemarin, kembali mengalami kenaikan seiring dengan penguatan nilai tukar Rupiah.

“Terjadinya kenaikan harga Surat Utang Negara pada perdagangan kemarin (22/11), didukung oleh penguatan nilai tukar Rupiah terhadap Dollar Amerika,” jelas analis fixed income MNC Securities, I Made Adi Saputra dalam laporan riset yang dirilis Jumat (23/11/2018).

Baca juga : Volume SBN Diperdagangan Kamis Kemarin Senilai Rp10,28 Triliun dari 33 Seri

Selain itu, lanjutnya, keputusan pemerintah untuk membatalkan jadwal pelaksanaan lelang penjualan Surat Berharga Negara hingga akhir tahun 2018 juga menjadi katalis positif bagi perdagangan Surat Utang Negara di pasar sekunder.

“Hanya saja, kenaikan harga yang terjadi masih terbatas di tengah kembali meningkatnya persepsi risiko yang tercermin pada kenaikan angka Credit Default Swap (CDS),” ujarnya.

Ditambahkan, meskipun bergerak dalam rentang harga yang terbatas, investor cukup aktif melakukan transaksi di pasar sekunder yang tercermin pada volume perdagangan yang cukup besar.

Adapun dari perdagangan Surat Utang Negara dengan denominasi mata uang Dollar Amerika, tidak terlihat perubahan harga di tengah liburnya pasar keuangan Amerika Serikat dalam rangka perayaan Thanksgiving.

Lebih rinci, dalam laporan risetnya, I Made mengungkapkan, kenaikan harga yang terjadi pada hampir keseluruhan seri Surat Utang Negara pada perdagangan kemarin (22/11), mencapai 50 bps sehingga mendorong terjadinya penurunan tingkat imbal hasil Surat Utang Negara hingga mencapai 9 bps.

Harga Surat Utang Negara dengan tenor pendek bergerak dengan arah perubahan yang bervariasi hingga sebesar 5 bps yang menyebabkan terjadinya perubahan tingkat imbal hasilnya hingga sebesar 4 bps.

Adapun harga dari Surat Utang Negara dengan tenor menengah terlihat mengalami kenaikan berkisar antara 5 bps hingga 50 bps yang mendorong terjadinya penurunan tingkat imbal hasil yang berkisar antara 2 bps hingga 9 bps.

Sedangkan adanya kenaikan harga Surat Utang Negara tenor panjang yang mencapai 40 bps, telah mendorong terjadinya penurunan imbal hasilnya yang berkisar antara 1 bps hingga 4 bps.

Harga Surat Utang Negara seri acuan pada perdagangan kemarin juga terlihat mengalami kenaikan pada keseluruhan tenor.

Kenaikan harga sebesar 5 bps pada Surat Utang Negara dengan tenor 5 tahun dan sebesar 10 bps pada tenor 15 tahun telah mendorong terjadinya penurunan imbal hasil kedua seri tersebut masing - masing sebesar 1,5 bps di level 7,914% dan 8,263%.

Adapun kenaikan harga sebesar 25 bps pada seri acuan tenor 10 tahun dan sebesar 20 bps pada seri acuan tenor 20 tahun mendorong terjadinya penurunan imbal hasil sebesar 3 bps dan 2 bps masing - masing di level 7,913% dan 8,384%.