Volume SBN Diperdagangan Kamis Kemarin Senilai Rp7,68 Triliun dari 37 Seri
Pasardana.id - Volume perdagangan Surat Berharga Negara (SBN) yang dilaporkan pada perdagangan kemarin (01/11), tercatat senilai Rp7,68 triliun dari 37 seri Surat Berharga Negara yang diperdagangkan, dengan volume perdagangan seri acuan senilai Rp1,27 triliun.
Dalam laporan riset yang dirilis Jumat (02/11/2018), analis fixed income MNC Securities, I Made Adi Saputra mengungkapkan, Obligasi Negara seri FR0077 kembali menjadi Surat Utang negara dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp1,61 triliun dari 103 kali transaksi di harga rata - rata 98,91% yang diikuti oleh perdagangan Obligasi Negara seri FR0078 senilai Rp814,24 miliar dari 47 kali transaksi di harga rata - rata 98,66%.
Adapun Sukuk Negara Ritel seri SR009 menjadi Sukuk Negara dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp99,63 miliar dari 26 kali transaksi di harga rata - rata 99,15% yang diikuti oleh perdagangan Surat Perbendaharaan Negara seri SPNS08052019 senilai Rp75,0 miliar dari 3 kali transaksi di harga rata - rata 96,95%.
Dari perdagangan surat utang korporasi, volume perdagangan yang dilaporkan senilai Rp1,60 triliun dari 45 seri surat utang korporasi yang diperdagangkan.
Sukuk Ijarah Berkelanjutan I Global Mediacom Tahap I Tahun 2017 Seri A (SIBMTR01ACN1) menjadi surat utang korporasi dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp300,0 miliar dari 6 kali transaksi di harga rata - rata 100,02% yang diikuti oleh perdagangan Obligasi Berkelanjutan III Federal International Finance Tahap IV Tahun 2018 Seri B (FIFA03BCN4) senilai Rp286,0 miliar dari 4 kali transaksi di harga rata - rata 100,00%.
Sementara itu, nilai tukar Rupiah terhadap Dollar Amerika ditutup menguat sebesar 75,00 pts (0,49%) di level 15127,50 per Dollar Amerika.
Bergerak dengan mengalami penguatan di sepanjang sesi perdagangan pada kisaran 15125,00 hingga 15203,00 per Dollar Amerika, penguatan nilai tukar Rupiah terjadi seiring dengan pergerakan mata uang regional yang mengalami penguatan terhadap Dollar Amerika.
Mata uang Baht Thailand (THB) memimpin penguatan mata uang regional, dengan mengalami penguatan sebesar 0,58% yang diikuti oleh mata uang Rupee India (INR) sebesar 0,52% dan mata uang Rupiah.
Sementara itu, Imbal hasil surat utang global pada perdagangan di awal bulan November 2018 beregrak bervariasi dengan beragamnya katalis yang ada di pasar surat utang.
Imbal hasil US Treasury dengan tenor 10 tahun dan 30 tahun ditutup dengan mengalami penurunan masing - masing di level 3,134% dan 3,376% jelang disampaikannya data sektor tenaga kerja di Amerika Serikat.
Sedangkan imbal hasil surat utang Jerman dan Inggris bergerak dengan mengalami kenaikan, di level 0,401% dan 1,455%.
Adapun surat utang regional yang ditutup dengan penurunan, diantaranya adalah surat utang Jepang yang ditutup turun di level 0,116% dan surat utang China yang diutup turun di level 3,491%.

