ANALIS MARKET (14/11/2018) : Secara Teknikal Analisa, Pasar Obligasi Berpotensi Melemah

foto : ilustrasi (ist)

Pasardana.id – Riset harian Kiwoom Sekuritas menyebutkan, hari ini, Rabu (14/11/2018), pasar obligasi diperkirakan akan dibuka bervariasi, meskipun secara teknikal analisa, memiliki potensi untuk melemah.

Menurut analis market Kiwoom Sekuritas, Maximilianus Nicodemus, kehati hatian merupakan hal yang terpenting, khususnya minggu ini.

Inflasi Amerika akan keluar nanti malam yang diperkirakan kembali naik YoY dari sebelumnya 2.3% menjadi 2.5%, yang kemudian dilanjutkan GDP dari Eropa yang diestimasikan tidak berubah, karena masih terkendala akan sikap Italia terkait dengan revisi anggarannya.

Namun yang menarik adalah pertemuan Bank Sentral dibeberapa negara pada pekan ini.

“Untuk Indonesia sendiri, kami menilai dengan situasi dan kondisi saat ini, suku bunga Bank Indonesia masih berpotensi akan bertahan di 5.75%. Sementara dari Thailand dan Filipina, ada potensi kenaikkan tingkat suku bunga ditengah tengah tingginya volatilitas saat ini,” terang Nico dalam laporan riset yang dirilis Rabu (14/11/2018).

Ditambahkan, sejauh ini, pihaknya menilai DNDF masih memberikan impact yang positif terkait penguatan Rupiah yang terjadi beberapa hari terakhir, meskipun tingkat volatilitas masih cukup tinggi.

“Kami masih merekomendasikan hold hari ini, namun apabila kenaikkan melebihi dari > 45 bps, pembalikkan arah mungkin saja terjadi,” jelas Nico.

Sementara itu, diperdagangan obligasi kemarin (13/11), total transaksi dan frekuensi kembali turun dibandingkan hari sebelumnya (12/11), ditengah-tengah pergerakan harga yang kembali menguat kemarin. 

Total transaksi didominasi oleh obligasi berdurasi < 1 tahun, diikuti dengan 10 – 15 tahun dan 7 – 10 tahun, sisanya merata disemua tenor hingga yang berdurasi 20 tahun.

Obligasi berdurasi > 25 tahun juga mulai kembali aktif ditransaksikan, menjelang akhir tahun, rebalancing portfolio serta strategi untuk tahun depan membuat para pelaku pasar dan investor melakukan penyesuaian.

“Pasar obligasi kemarin (13/11) pada akhirnya ditutup menguat, setelah ada kelanjutan antara China dan Amerika untuk kian menyelesaikan permasalah perang dagang. Selain itu, Brexit juga semakin mendekati titik akhir dari proses tersebut, yang diharapkan dapat berjalan dengan lancar pada Maret 2019,” tandas Nico.