ANALIS MARKET (31/10/2018) : Pasar Obligasi Hari Ini Diproyeksi Bervariasi dan Direkomendasikan Hold
Pasardana.id – Riset harian Kiwoom Sekuritas menyebutkan, pagi ini pasar obligasi diperkirakan akan dibuka bervariasi dengan rentang pergerakan naik dan turun 35 – 55 bps.
Menurut analis Kiwoom Sekuritas, Maximilianus Nicodemus, sentimen telah datang dari pertemuan Trump dengan Xi Jinping di sela sela KTT G20 bulan depan. Ini merupakan kesempatan terakhir bagi kedua belah pihak untuk menentukan sikapnya terkait perang dagang yang selama ini memberikan implikasi kepada perekonomian global. Apabila tidak mencapai kata sepakat, maka Amerika telah bersiap untuk memberikan bea masuk baru terhadap China senilai US$257 miliar. China sendiri akan menjadi sebuah titik balik reformasi ekonomi apabila ternyata kesepakatan tersebut gagal.
Ditengah situasi dan kondisi seperti ini, Dollar Amerika akan dikejar lantaran sifatnya sebagai safe haven, sehingga berpotensi meningkatkan penguatan Dollar.
Sentimen berikutnya datang dari Kanselir Jerman Angela Merkel untuk tidak melanjutkan kepemimpinannya. Pelaku pasar khawatir, tanpa adanya Merkel dibangku Pemerintahan Jerman dapat mengganggu disiplin fiskal yang selama ini menjadi icon dari Pemerintahan Jerman.
Menurut Nico, ditengah krisis stabilitas ekonomi Italia dan proses keluarnya Brexit, turunnya Merkel akan menjadi warna tersendiri dalam cerita Ekonomi Eropa.
“Menyikapi beberapa factor tersebut diatas, kami merekomendasikan hold hari ini,” ujar Nico dalam laporan riset yang dirilis Rabu (31/10/2018).
Sebelumnya, diperdagangan obligasi kemarin (30/10), total transaksi dan frekuensi naik dibandingkan hari sebelumnya (29/10), ditengah-tengah hadirnya lelang yang diadakan Pemerintah kemarin (30/10).
Total transaksi didominasi oleh obligasi berdurasi <1 tahun, diikuti dengan 3 – 5 tahun dan 5 – 7 tahun, sisanya merata disemua tenor hingga yang berdurasi 20 tahun.
“Pelaku pasar dan investor kemarin cukup antusias mengikuti lelang, meskipun masih terlihat keraguan ditengah-tengah banjirnya sentimen negatif dari global. Meskipun demikian, imbal hasil obligasi kita masih dapat turun tipis apabila kita bandingkan dengan hari kemarin,” jelas Nico.

