ANALIS MARKET (26/10/2018) : Harga SUN Masih Akan Bergerak dengan Arah Perubahan yang Bervariasi

foto : ilustrasi (ist)

Pasardana.id - Pada perdagangan hari ini, diperkirakan harga Surat Utang Negara (SUN) masih akan bergerak dengan arah perubahan yang bervariasi dengan perubahan harga yang relatif terbatas.

Demikian diungkapkan analis fixed income MNC Securities, I Made Adi Saputra dalam laporan riset yang dirilis Jumat (26/10/2018).

Menurut I Made, beberapa faktor turut mempengaruhi perkiraan tersebut, antara lain; Rapat Dewan Gubernur Bank Sentral Eropa (ECB Meeting) memutuskan untuk mempertahankan suku bunga acuan di level 0,00% namun kembali menyampaikan bahwa rencana pengurangan stumulus akan terus dilanjutkan. Nilai pembelian aset yang dilakukan oleh Bank Sentral Eropa diturunkan menjadi EUR15 miliar hingga akhir Desember 2018 serta peluang kenaikan suku bunga acuan akan mulai terlihat di tahun 2019.

“Hal tersebut kami perkirakan akan berdampak terhadap pasar surat utang global yang juga terhadap pasar Surat Utang Negara,” jelas I Made.

Secara teknikal, lanjutnya, indikator menunjukkan bahwa harga Surat Utang Negara masih berada pada area konsolidasi yang akan berdampak terhadap pergerakan harganya yang akan cendeurng mendatar (sideways) dengan tingkat perubahan harga yang relatif terbatas.

Rekomendasi :

Dengan masih terbatasnya pergerakan harga Surat Utang Negara dalam jangka pendek, maka kami masih menyarankan kepada investor untuk tetap mencermati pergerakan harga di pasar sekunder.

Surat Berharga Negara dengan tenor pendek dan menengah masih kami rekomendasikan dengan pilihan beberapa seri diantaranya sebagai berikut : ORI013, ORI014, SR008, SR009, FR0069, FR0053, FR0061, FR0035, FR0043, FR0063, FR0070, FR0077, FR0056 dan FR0042.

Rencana Lelang Surat Berharga Syariah Negara atau Sukuk Negara seri SPN-S 01052019 (new issuance), SPN-S 01082019 (new issuance), PBS014 (reopening), PBS019 (reopening), PBS017 (reopening) dan PBS012 (reopening) pada hari Selasa tanggal 30 Oktober 2018.

Bank Indonesia melihat bahwa nilai tukar Rupiah masih mengalami depresiasi namun dengan volatilitas yang terjaga.