Volume SBN Diperdagangan Selasa Kemarin Senilai Rp14,67 Triliun dari 35 Seri

foto : ilustrasi (ist)

Pasardana.id - Volume perdagangan Surat Berharga Negara (SBN) yang dilaporkan pada perdagangan kemarin (23/10), menunjukkan adanya kenaikan seiring dengan adanya pelaksanaan lelang penjualan Surat Utang Negara, yaitu senilai Rp14,67 triliun dari 35 seri Surat Berharga Negara yang ditransaksikan dengan volume perdagangan seri acuan senilai Rp3,69 triliun.

Analis fixed income MNC Securities, I Made Adi Saputra dalam laporan riset yang dirilis Rabu (24/10/2018) mengungkapkan, Obligasi Negara seri FR0078 menjadi Surat Utang Negara dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp4,52 triliun dari 65 kali trannsaksi di harga rata - rata 96,92% dan diikuti oleh perdagangan Obligasi Negara seri FR0077 senilai Rp4,45 triliun dari 97 kali transaksi di harga rata - rata 98,04%.

Adapun Project Based Sukuk seri PBS016 menjadi Sukuk Negara dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp95,0 miliar dari 2 kali transaksi di harga rata - rata 97,51% dan diikuti oleh perdagangan seri PBS012 senilai Rp45,0 miliar dari 8 kali transaksi di harga rata - rata 97,43%.

Dari perdagangan surat utang korporasi, volume perdagangan yang dilaporkan senilai Rp858,23 miliar dari 58 seri surat utang korporasi yang diperdagangkan. Obligasi Berkelanjutan I Maybank Finance Tahap IV Tahun 2017 Seri A (BIIF01ACN4) menjadi surat utang korporasi dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp65,0 miliar dari 1 kali transaksi di harga 98,40% yang diikuti oleh perdagangan Obligasi Berkelanjutan IV Adira Finance Tahap III Tahun 2018 Seri C (ADMF04CCN3) senilai Rp60,0 miliar dari 1 kali transaksi di harga 100,07%.

Sementara itu, pergerakan nilai tukar Rupiah pada perdagangan kemarin ditutup melemah terbatas sebesar 4,5 pts (0,03%) di level 15191,50 per Dollar Amerika. Bergerak dengan mengalami pelemahan sepanjang sesi perdagangan pada kisaran 15190,00 hingga 15212,50 per Dollar Amerika, pelemahan nilai tukar Rupiah terjadi seiring dengan pergerakan mata uang regional yang cenderung mengalami pelemahan terhadap Dollar Amerika.

Mata uang Won korea Selatan (KRW) memimpin pelemahan mata uang regional, dengan mengalami pelemahan sebesar 0,79% yang diikuti oleh mata uang Dollar Taiwan (TWD) sebesar 0,19% dan Ringgit Malaysia (MYR) sebesar 0,09%.

Adapun mata uang regional yang mengalami penguatan pada perdagangan kemarin adalah Yen Jepang (JPY) sebesar 0,46% dan Yuang China (CNY) sebesar 0,16%.

Sementara itu, imbal hasil surat uang global pada perdagangan kemarin ditutup dengan kecenderungan mengalami penurunan terutama pada surat utang dari negara - negara maju yang dianggap sebagai safe haven asset di tengah koreksi yang terjadi di pasar saham global.

Imbal hasil US Treasury dengan tenor 10 tahun dan 30 tahun ditutup dengan penurunan masing - masing di level 3,162% dan 3,363%.

Imbal hasil dari surat utang Jerman dan Inggris juga ditutup dengan mengalami penurunan di level 0,422% dan 1,478%. Penurunan imbal hasil juga didapati pada surat utang India dan Jepang, masing - masing di level 7,884% dan 0,145%.