Investor Disarankan Hindari Saham Konstruksi dan Properti
Pasardana.id – Fenomena akhir tahun umumnya terjadi window dressing yang akan mendongkrak Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Saham–saham perbankan dan konsumer dengan kapitalisasi besar diperkirakan akan menjadi motor pendorong fenomena tersebut. Tapi, saham-saham properti dan konstruksi perlu dihindari.
Hal itu disampaikan Fund Manajer PT Majoris Asset Management, Halimas Tansil di gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Rabu (24/10/2018).
“Peluang windows dressing tahun ini ada, karena valuasi saat ini termasuk rendah secara historical baik dari saham-saham big cap maupun IHSG,” kata dia.
Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia tanggal 23 Oktober 2018, PER IHSG 12.7 kali. Sedangkan emiten dengan kapitalisasi besar seperti BBCA PBV 4,09 X, BBRI dengan PBV 2,21X, TLKM dengan PBV 3,7X, dan ASII dengan PBV 1,84X.
Ia memperkirakan, fenomena windows dressing akan berlansung mulai minggu kedua hingga ketiga Desember mendatang. Hal itu dipengaruhi sentimen harapan membaiknya defisit transaksi berjalan atau CAD.
“Data CAD kuartal III 2018 akan keluar November, sejauh ini pelaku pasar melihat CAD kuartal III negatif, maka diharapkan akan membaik di kuartal IV,” ujar dia.
Namun, ingat dia, saham-saham sektor properti dan konstruksi disarankan untuk dihindari. Walaupun secara valuasi saham tergolong murah, tapi belum ada katalis positif terhadap saham-saham tersebut.
“Kendala sektor properti itu, saat ini penjualan naik tapi biaya meningkat karena jual yang lebih kecil sehingga usaha harus lebih keras sehingga marjin tipis,” kata dia.

