Penguatan Rupiah Dorong Kenaikan Harga SUN Diperdagangan Rabu Kemarin
Pasardana.id - Harga Surat Utang Negara (SUN) pada perdagangan hari Rabu, 17 Oktober 2018 kembali mengalami kenaikan di tengah menguatnya mata uang Rupiah terhadap Dollar Amerika.
Dalam laporan riset yang dirilis Kamis (18/10/2018), analis fixed income MNC Securities, I Made Adi Saputra mengungkapkan, kenaikan harga yang terjadi pada perdagangan kemarin mencapai 130 bps dimana kenaikan harga yang cukup besar didapati pada tenor 8 - 20 tahun.
Pergerakan harga Surat Utang Negara pada perdagangan kemarin mendorong terjadinya penurunan imbal hasil Surat Utang Negara hingga 18 bps dengan rata - rata mengalami penurunan sebesar 10 bps.
Imbal hasil dari Surat Utang Negara dengan tenor pendek mengalami penurunan berkisar antara 1 - 9 bps yang didorong oleh adanya kenaikan harga yang mencapai 30 bps.
Adapun imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor menengah mengalami penurunan hingga sebesar 11 bps yang didoroong oleh adanya kenaikan harga yang berkisar antara 10 hingga 40 bps.
Sementara itu, imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor panjang terlihat mengalami penurunan imbal hasil hingga sebesar 18 bps yang didorong oleh adanya kenaikan harga hingga sebesar 130 bps.
Lebih lanjut dijelaskan, pergerakan harga Surat Utang Negara yang kembali mengalami kenaikan pada perdagangan kemarin (17/10), didorong oleh faktor penguatan nilai tukar Rupiah terhadap Dollar Amerika serta didorong oleh sentimen positif dari pernyataan Menteri Keuangan yang menyatakan bahwa defisit APBN tahun 2018 akan berpotensi lebih rendah dari 2,0%.
“Kedua faktor tersebut mendorong investor untuk melakukan pembelian Surat Utang Negara di pasar sekunder sehingga mendorong terjadinya kenaikan harga. Selain itu, membaiknya persepsi risiko yang tercermin pada penurunan angka Credit Default Swap (CDS) juga menjadi faktor yang mendorong terjadinya kenaikan harga Surat Utang Negara pada perdagangan kemarin,” jelas I Made.
Secara keseluruhan, lanjut dia, adanya kenaikan harga Surat Utang Negara telah mendorong terjadinya penurunan imbal hasil Surat Utang Negara seri acuan masing - masing sebesar 12 bps untuk tenor 5 tahun dan 20 tahun di level 8,370% dan 9,027%.
Adapun untuk tenor 10 tahun dan 15 tahun imbal hasilnya mengalami penurunan sebesar 13 bps masing - masing berada pada level 8,632% dan 8,836%.
Sementara itu, kenaikan harga juga terjadi pada Surat Utang Negara dengan denominasi mata uang Dollar Amerika, meskipun kenaikan yang terjadi relatif terbatas dan tidak sebesar yang didapati pada Surat Utang Negara dengan mata uang Rupiah.
Pada Surat Utang Negara dengan denominasi mata uang Dollar Amerika, kenaikan harga yang terjadi hingga 25 bps yang mendorong terjadinya penurunan imbal hasilnya mencapai 2 bps. Harga dari INDO37 mengalami kenaikan sebesar 15 bps sehingga mendorong terjadinya penurunan imbal hasilnya sebesar 1 bps di level 5,417%.
Adapun harga dari INDO28 mengalami kenaikan yang kurang dari 5 bps sehingga tidak banyak berpengaruh terhadap tingkat imbal hasilnya, yang tercatat di level 4,687%.
Terbatasnya pergerakan harga Surat Utang Negara dengan denominasi mata uang Dollar Amerika pada perdagangan kemarin dipengaruhi oleh faktor pergerakan imbal hasil US Treasury yang justru mengalami kenaikan jelang disampaikannya notulen Rapat Dewan Gubernur Bank Sentral Amerika (FOMC Minutes).

