Volume SBN Diperdagangan Selasa Kemarin Senilai Rp10,80 Triliun dari 45 Seri
Pasardana.id - Volume perdagangan Surat Berharga Negara (SBN) yang dilaporkan pada perdagangan kemarin (16/10), tercatat senilai Rp10,80 triliun dari 45 seri Surat Berharga Negara yang diperdagangkan, dengan volume perdagangan seri acuan yang dilaporkan senilai Rp994,59 miliar.
Dalam laporan riset yang dirilis Rabu (17/10/2018), analis fixed income MNC Securities, I Made Adi Saputra mengungkapkan, Obligasi Negara seri FR0071 menjadi Surat Utang Negara dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp1,49 triliun dari 14 kali transaksi di harga rata - rata 104,07% dan diikuti oleh perdagangan Obligasi Negara seri FR0056 senilai Rp906,06 miliar dari 20 kali transaksi di harga rata - rata 99,23%.
Adapun Projec Based Sukuk seri PBS014 menjadi Sukuk Negara dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp1,05 triliun dari 11 kali transaksi di harga rata - rata 95,93% dan diikuti oleh seri PBS017 senilai Rp555,0 miliar dari 9 kali transaksi di harga rata - rata 84,46%.
Adapun dari perdagangan surat utang korporasi, volume perdagangan yang dilaporkan senilai Rp455,43 miliar dari 34 seri yang diperdagangkan.
Sukuk Ijarah Berkelanjutan II XL Axiata Tahap I Tahun 2018 Seri B menjadi surat utang korporasi dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp68,0 miliar dari 3 kali transaksi di harga rata - rata 100,00% dan diikuti oleh perdagangan Obligasi Berkelanjutan IV Adira Finance Tahap I Tahun 2017 Seri B (ADMF04BCN1) senilai Rp60,0 miliar dari 1 kali transaksi di harga 98,64%.
Sementara itu, nilai tukar Rupiah pada perdagangan kemarin (16/10), bergerak cukup berfluktuasi pada kisaran 15192,50 hingga 15231,50 per Dollar Amerika dan ditutup dengan mengalami penguatan sebesar 19,50 pts (0,13%) di level 15200,50 per Dollar Amerika.
Dibuka menguat pada awal perdagangan di level 15200 per Dollar Amerika, nilai tukar Rupiah sempat mengalami pelemahan pada pertengahan sesi perdagangan dan kembali ditutup dengan menunjukkan penguatan jelang berakhirnya sesi perdagangan.
Menguatnya nilai tukar Rupiah tersebut terjadi di tengah mata uang regional yang juga terlihat mengalami penguatan terhadap Dollar Amerika seiring dengan mata unag Dollar Amerika yang mengalami pelemahan terhadap mata uang utama dunia.
Mata uang Won Korea Selatan (KRW) memimpin penguatan mata uang regional, dengan mengalami penguatan sebesar 0,57% yang diikuti oleh penguatan mata uang Rupee India (INR) sebesar 0,47% dan Baht Thailand (THB) sebesar 0,32%. Adapun mata uang Yen Jepang (JPY) terlihat mengalami pelemahan terhadap Dollar Amerika, yaitu sebesar 0,24%.
Sementara itu, dari perdagangan surat utang global, arah pergerakan imbal hasil cukup bervariasi di tengah bervariasinya sentimen yang mempengaruhi pergerakan imbal hasil surat utang global.
Imbal hasil US Treasury dengan tenor 10 tahun ditutup dengan mengalami kenaikan di level 3,165% dan untuk tenor 30 tahun di level 3,332% didukung oleh data sektor tenaga kerja di Amerika yang terus menunjukkan perbaikan.
Imbal hasil surat utang Inggris (Gilt) dan Jepang juga terlihat mengalami kenaikan, masing - masing di level 1,613% dan 0,147%.
Adapun imbal hasil dari surat utang India dan Jerman (Bund) terlihat mengalami penurunan, masing - masing di level 7,873% dan 0,487%.

