ANALIS MARKET (12/10/2018) : Pasar Obligasi Hari Ini Berpotensi Menguat Terbatas

foto : ilustrasi (ist)

Pasardana.id – Riset harian Kiwoom Sekuritas menyebutkan, pagi ini pasar obligasi diperkirakan akan dibuka menguat dengan potensi terbatas.

Menurut analis Kiwoom Sekuritas, Maximilianus Nicodemus, potensi penguatan ini diakibatkan oleh munculnya data inflasi Amerika yang keluar lebih rendah dari sebelumnya, yaitu di 2.3%.

“Ini pun diluar dari estimasi kami sebelumnya yang memperkirakan berada di 2.4%. Dikarenakan data inflasi Amerika yang keluar rendah, kami menilai tekanan terhadap kenaikkan The Fed pada bulan Desember nanti akan sedikit berkurang, meskipun secara tingkat probabilitas masih sangat tinggi,” jelas Nico dalam laporan riset yang dirilis Jumat (12/10/2018).

Selain itu, lanjut Nico, kemarin Pemerintah Indonesia juga telah menandatangani perjanjian swap dengan Singapura. Kerjasama ini diharapkan dapat menanamkan kepercayaan investor dan meningkatkan stabilitas ekonomi dan pembangunan dikedua Negara.

Ditambahkan, yang cukup menarik adalah, menurut Bloomberg Economics, Bank Indonesia memiliki kemungkinan untuk menaikkan tingkat suku bunganya sebesar 50 bps sebelum akhir tahun untuk membantu menstabilkan nilai tukar Rupiah.

Hal ini tentu akan semakin memperlebar perbedaan suku bunga dengan Amerika, dan meningkatkan daya tarik imbal hasil obligasi Pemerintah Indonesia apabila ingin berada di depan kurva dalam pendekatan kebijakan moneternya.

“Cukup menarik apabila kita menantikan kenaikkan tingkat suku bunga Bank Indonesia dapat sejauh mana menaikkan tingkat suku bunganya untuk mengkompensasi kenaikkan Fed Rate,” terang Nico.

Ditambahkan, pasar obligasi diperkirakan akan bergerak bervariatif hari ini, pergerakan apapun yang memiliki rentang lebih besar dari 40 bps, akan menjadi arah selanjutnya, meskipun secara teknikal analisa potensi penguatan ini cukup besar.

Sebelumnya, diperdagangan obligasi Kamis (11/10), total transaksi dan frekuensi meningkat dibandingkan hari sebelumnya ditengah-tengah pembalikan harga yang terjadi menjadi pelemahan. Total transaksi didominasi oleh obligasi berdurasi < 1 tahun, diikuti dengan 10 – 15 tahun dan 5 – 7 tahun. Sisanya tersebar di semua tenor hingga yang berdurasi 20 tahun.

“Pasar obligasi kemarin mengalami pembalikkan harga setelah sebelumnya ada potensi untuk terjadi penguatan. Pasar melemah kemarin > 45 bps, sehingga menunjukkan bahwa para pelaku pasar dan investor khususnya asing masih belum percaya sepenuhnya terhadap pasar Emerging Market,” ungkap Nico.