ANALIS MARKET (19/1/2018) : IHSG Berpotensi Bergerak Mixed dengan Kecenderungan Menurun

foto : ilustrasi (ist)

Pasardana.id “ Riset harian Kiwoom Sekuritas menyebutkan, harga komoditas energi cenderung bertahan pada level yang relatif tinggi, dapat menopang sentimen IHSG yang rentan mengalami koreksi teknikal.  

Kami memperkirakan IHSG bergerak mixed dengan kecenderungan menurun akhir pekan ini, sebut analis Kiwoom Sekuritas yang dilansir dari laman resminya, Jumat (19/1/2018).

Sementara itu, Dow Jones turun 97.8 poin pada level 26,017.8 seiring pembicaraan budget Pemerintah dengan Kongres AS hari ini yang berpotensi mengalami jalan buntu.  

Adapun Bursa regional bergerak mendatar pagi ini seiring sepinya sentimen penggerak pasar.  

Lebih lanjut, riset Kiwoom juga menyebutkan beberapa sentimen dan aksi korporasi dari para emiten yang layak dicermati pelaku pasar diperdagangan hari ini, antara lain;

Sektor gas - Revisi margin penjualan gas 
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) akhirnya menurunkan margin penjualan gas bumi melalui pipa dari sekitar 25% menjadi 7%. Ketentuan itu tertuang dari Permen ESDM No 58/2017 tentang Harga Jual Gas Bumi Melalui Pipa Pada Kegiatan Usaha Hilir Migas.

Pemerintah juga menetapkan batasan pengembalian modal atau internal rate of return (IRR) paling besar 11% dalam US$. Namun dapat ditambah menjadi 12% jika infrastruktur di wilayah itu belum berkembang. 

BBNI - Rencana emisi convertible bond 
PT Bank Negara Indonesia (BBNI) berencana menerbitkan obligasi konversi (convertible bond) senilai Rp 2 Triliun pada 2H 2018 untuk meningkatkan struktur modal bank. Dana hasil emisi obligasi akan dialokasikan untuk mendukung modal kerja berupa penyaluran kredit.

Rencana emisi convertible bond merupakan kewajiban dari regulator terkait peraturan OJK No. 14/POJK.03/2017 tentang Rencana Aksi (recovery plan) Bagi Bank Sistemik. BBNI termasuk dalam 12 bank sistemik sehingga diwajibkan OJK menerbitkan instrumen investasi surat utang yang dapat dikonversi menjadi modal (convertible bond). 

CTRA - Marketing sales 
PT Ciputra Development (CTRA) membukukan marketing sales senilai Rp 7.65 Triliun pada tahun lalu atau masih dibawah target marketing sales yang ditargetkan tahun lalu senilai Rp 8.5 Triliun. Tahun lalu, 75% dari total marketing sales CTRA diperoleh dari proyek-proyek landed house sementara high rise building berkontribusi sebesar 25%.

Sementara target marketing sales tahun ini akan diputuskan pada bulan Maret nanti. Di tahun ini, CTRA akan mengembangkan beberapa proyek di beberapa kota besar seperti di Surabaya, Jabodetabek, Medan serta kota-kota di Kalimantan. 

KLBF - Belanja modal 
PT Kalbe Farma (KLBF) mengalokasikan belanja modal sebesar Rp 1.5 Triliun tahun ini, naik 25% dibandingkan tahun lalu sebesar Rp 1.2 Triliun. Perseroan akan menggunakan dana belanja modal untuk peluncuran produk baru 5 hingga 8 jenis produk baru pada tahun 2018, pembangunan pabrik injeksi, dan pembentukan perusahaan patungan. Sebagian besar sumber dana belanja modal akan berasal dari kas internal.