Volume Perdagangan SUN Senin Kemarin Sebesar Rp8,45 Triliun dari 40 Seri

foto : istimewa

Pasardana.id - Volume perdagangan Surat Utang Negara yang dilaporkan pada perdagangan Senin (10/4/2017) kemarin, tercatat senilai Rp8,45 triliun dari 40 seri Surat Utang Negara yang diperdagangkan dengan volume perdagangan seri acuan yang dilaporkan senilai Rp1,15 triliun.

“Sukuk Negara Ritel seri SR009 menjadi Surat Berharga Negara dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp1,32 triliun dari 837 kali transaksi di harga rata - rata 100,02% seiring dengan mulai dapat diperdagangkannya SR009 di pasar sekunder setelah masa holding periode 1 kali pembayaran bagi hasil. Sementara itu, Obligasi Negara seri FR0072 menjadi Surat Utang Negara dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp690,80 miliar dari 54 kali transaksi di harga rata - rata 105,07%,†terang analis fixed income MNC Securities, I Made Adi Saputra kepada Pasardana.id, di Jakarta, Selasa (11/4/2017).

Adapun dari perdagangan obligasi korporasi, lanjut I Made, volume perdagangan yang dilaporkan senilai Rp776,40 miliar dari 33 seri obligasi korporasi yang dapat diperdagangkan.

“Obligasi Berkelanjutan II SAN Finance Tahap II Tahun 2017 Seri A (SANF02ACN2) menjadi obligasi korporasi dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp267 miliar dari 23 kali transaksi di harga rata - rata 100,03% dan diikuti oleh perdagangan Obligasi Subordinasi I Bank CIMB Niaga Tahun 2010 (BNGA01SB) senilai Rp72 miliar dari 2 kali transaksi di harga rata - rata 101,15%,†terangnya.

Sementara itu, nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika ditutup dengan mengalami penguatan sebesar 35,00 pts (0,26%) di level 13286,00 per dollar Amerika.

Menurut I Made, nilai tukar rupiah bergerak dengan mengalami penguatan sejak awal perdagangan pada kisaran 13237,00 hingga 13333,00 per dollar Amerika.

“Penguatan nilai tukar rupiah terjadi di tengah cenderung melemahnya mata uang regional terhadap dollar Amerika,†ujarnya.

Ditambahkan, penguatan nilai tukar tersebut didukung oleh meningkatnya angka cadangan devisa di bulan Maret 2017 sebagaimana yang disampaikan oleh Bank Indonesia pada akhir pekan lalu.

Asal tahu saja, Bank Indonesia menyatakan, bahwa posisi cadangan devisa Indonesia akhir Maret 2017 tercatat sebesar US$121,8 miliar, lebih tinggi dibandingkan dengan posisi akhir Februari 2017 yang sebesar US$119,9 miliar yang dipengaruhi oleh penerimaan devisa, antara lain berasal dari penerimaan pajak dan devisa ekspor migas bagian pemerintah, penerbitan sukuk global pemerintah, serta hasil lelang Surat Berharga Bank Indonesia (SBBI) valas.

“Adapun mata uang regional yang memimpin pelemahan terhadap dollar Amerika adalah Won Korea Selatan (KRW), diikuti oleh Rupee India (INR) dan Yen Jepang (JPY),†tandas I Made.