Volume Perdagangan SUN Jumat Kemarin Sebesar Rp5,88 Triliun dari 34 Seri

foto : istimewa

Pasardana.id - Volume perdagangan Surat Utang Negara yang dilaporkan pada perdagangan di akhir pekan kemarin, Jumat (10/3/2017) tercatat senilai Rp5,88 triliun dari 34 seri Surat Utang Negara yang diperdagangkan dengan volume perdagangan seri acuan yang dilaporkan senilai Rp1,91 triliun.

“Obligasi Negara seri FR0073 menjadi Surat Utang Negara dengan volume perdagangan terbesar, senila Rp843,99 miliar dari 40 kali transaksi di harga rata - rata 107,82% dan diikuti oleh perdagangan Obligasi Negara seri FR0071 senilai Rp744,77 miliar dari 18 kali transaksi di harga rata - rata 108,57%,†terang analis fixed income MNC Securities, I Made Adi Saputra kepada Pasardana.id, di Jakarta, Senin (13/3/2017).

Adapun dari perdagangan obligasi korporasi, lanjut I Made, volume perdagangan yang dilaporkan senilai Rp1,35 triliun dari 27 seri obligasi korporasi yang diperdagangkan.

“Obligasi Berkelanjutan II Indomobil Finance Tahap II Tahun 2015 Seri B (IMFI02BCN2) menjadi obligasi korporasi dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp200 miliar dari 4 kali transaksi di harga rata - rata 100,00% dan diikuti oleh perdagangan Obligasi Berkelanjutan I PNM Tahap II Tahun 2016 Seri A (PNMP01ACN2) senilai Rp172 miliar dari 2 kali transaksi di harga rata - rata 100,00%,†tuturnya.

Sementara itu, nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika ditutup menguat terbatas sebesar 14,00 pts (0,10%) di level 13376,00 per dollar Amerika.

Bergerak berfluktuasi pada kisaran 13366,00 hingga 13406,00 per dollar Amerika, penguatan nilai ukar rupiah terjadi di tengah bervariasinya pergerakan mata uang regional terhadap dollar Amerika.

Mata uang Ringgit Malaysia (MYR) memimpin penguatan mata uang regional yang diikuti oleh Dollar Singapura (SGD) dan Rupee India (INR).

Adapun mata uang Yen Jepang (JPY) memimpin pelemahan mata uang regional terhadap dollar Amerika yang diikuti oleh Baht Thailand (THB) dan Dollar Taiwan (TWD).

“Sedangkan dalam sepekan terakhir, mata uang regional cenderung bergerak mengalami pelemahan terhadap dollar Amerika seiring dengan menguatnya peluang kenaikan suku bunga Bank Sentral Amerika dengan dipimpin oleh Yen Jepang (1,20%) dan Baht Thailand (0,94%),†tandasnya.