Volume Perdagangan SUN Jumat Kemarin Sebesar Rp18,33 Triliun dari 40 Seri
Pasardana.id - Volume perdagangan Surat Utang Negara yang dilaporkan pada perdagangan di akhir pekan kemarin, Jumat (17/3/2017), tercatat senilai Rp18,33 triliun dari 40 seri Surat Utang Negara yang diperdagangkan, dengan volume perdagangan seri acuan yang dilaporkan senilai Rp5,57 triliun.
“Obligasi Negara seri FR0056 menjadi Surat Utang Negara dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp5,32 triliun dari 18 kali transaksi di harga rata - rata 107,58% dan diikuti oleh perdagangan Obligasi Negara seri FR0072 senilai Rp2,41 triliun dari 98 kali transaksi di harga rata - rata 104,21%,†terang analis fixed income MNC Securities, I Made Adi Saputra kepada Pasardana.id, di Jakarta, Senin (20/3/2017).
Sementara itu, lanjut I Made, volume perdagangan obligasi korporasi yang dileporkan senilai Rp555,05 miliar dari 32 seri obligasi korporasi yang diperdagangkan di akhir pekan.
“Obligasi Subordinasi Berkelanjutan II Bank PANIN Tahap II Tahun 2017 (PNBN02SBCN2) menjadi obligasi korporasi dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp136,2 miliar dari 6 kali transaksi di harga rata - rata 100,00% yang diikuti oleh perdagangan Sukuk Ijarah Aneka Gas Industri II Tahun 2012 (SIAGII02) senilai Rp53 miliar dari 8 kali transaksi di harga rata - rata 100,32%,†tuturnya.
Adapun nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika ditutup pada level 13345,00 per dollar Amerika, mengalami penguatan terbatas sebesar 2,00 pts (0,01%) setelah bergerak bervariasi pada kisaran 13314,00 hingga 13358,00 per dollar Amerika sepanjang sesi perdagangan.
Menurut I Made, penguatan terbatas nilai tukar rupiah tersebut terjadi di tengah bervariasinya arah pergerakan nilai tukar mata uang regional terhadap dollar Amerika.
Baht Thailand (THB) memimpin penguatan mata uang regional yang diikuti oleh Dollar Taiwan (TWD) dan Yen Jepang (JPY). Sementara itu, mata uang Rupee India (INR) dan Yuan China (CNY) terlihat mengalami pelemahan terhadap dollar Amerika pada perdagangan di akhir pekan kemarin.
Namun demikian, terang I Made, dalam sepekan terakhir, nilai tukar mata uang regional bergerak dengan mengalami penguatan terhadap dollar Amerika yang dipimpin oleh Won Korea Selatan (KRW) dan Rupee India (INR) di tengah melemahnya mata uang dollar Amerika terhadap mata uang utama dunia setelah tidak adanya sinyal dari Bank Sentral Amerika bahwa mereka akan menaikkan suku bunga acuan secara tergesa - gesa.

