Sentimen Positif Surplus Neraca Perdagangan dan Stabilnya Rupiah Dukung Penurunan Imbal Hasil SUN Diperdagangan Kemarin

foto : istimewa

Pasardana.id - Surplus neraca perdagangan di bulan Februari 2017 serta stabilnya nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika, dukung penurunan imbal hasil Surat Utang Negara pada perdagangan hari Rabu, 15 Maret 2017 kemarin, jelang berakhirnya Dewan Gubernur Bank Sentral Amerika.

“Penurunan imbal hasil berkisar antara 1 - 10 bps dengan rata - rata mengalami penurunan sebesar 4 bps dimana penurunan imbal hasil yang cukup besar terjadi pada Surat Utang Negara dengan tenor 1 - 10 tahun,†ujar analis fixed income MNC Securities, I Made Adi Saputra kepada Pasardana.id, di Jakarta, Kamis (16/3/2017).

Dijelaskan, imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor pendek (1-4 tahun) mengalami penurunan berkisar antara 4 - 6 bps dengan didorong oleh adanya kenaikan harga yang berkisar antara 5 - 20 bps.

Adapun imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor menengah (5-7 tahun) mengalami penurunan berkisar antara 5 - 10 bps dengan didorong oleh adanya kenaikan harga yang berkisar antara 25 - 55 bps.

Sementara itu, imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor panjang (di atas 7 tahun) mengalami penurunan yang berkisar antara 1 - 7 bps dengan rata - rata mengalami penurunan sebesar 3 bps dengan didorong oleh adanya kenaikan harga yang berkisar antara 10 - 50 bps.

Menurut I Made, penurunan imbal hasil Surat Utang Negara yang terjadi pada perdagangan kemarin didorong oleh aksi pembelian investor sebagai respon atas data neraca perdagangan.

Badan Pusat Statistik menyatakan bahwa di bulan Februari 2017 terjadi surplus neraca perdagangan sebesar US$1,31 miliar yang diperoleh dari nilai ekspor yang sebesar US$12,57 miliar dan nilai impor yang sebesar US$11,26 miliar.

Dengan surplus neraca perdagangan di bulan Februari 2017 tersebut, maka neraca perdagangan tahun berjalan (YTD) mencatatkan surplus sebesar US$2,75 miliar.

“Hal tersebut menjadi katalis positif bagi pergerakan harga Surat Utang Negara dimana dengan adanya surplus tersebut akan mendorong peningkatan cadangan devisa sehingga akan menambah kemampuan Bank Indonesia untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah di tengah ekspektasi penguatan dollar Amerika di tengah kenaikan suku bunga Bank Sentral Amerika,†terang I Made.

Selain itu, lanjut dia, penurunan imbal hasil Surat Utang Negara pada perdagangan kemarin juga didukung oleh stabilya nilai tukar rupiah jelang berakhirnya pelaksanaan Rapat Dewan Gubernur Bank Sentral Amerika.

“Sehingga secara keseluruhan, penurunan imbal hasil pada perdagangan kemarin telah mendorong imbal hasil Surat Utang Negara seri acuan dengan tenor 5 tahun berada pada level 7,118 % (-7 bps), tenor 10 tahun berada pada level 7,337% (-6 bps), tenor 15 tahun berada pada level 7,708% (-3 bps) dan tenor 20 tahun berada pada level 7,964% (-4 bps),†tandas I Made.