Sentimen Positif Rupiah Dorong Penurunan Imbal Hasil SUN pada Perdagangan Kemarin

foto : istimewa

Pasardana.id - Membaiknya persepsi resiko dan penguatan nilai tukar rupiah dorong penurunan imbal hasil Surat Utang Negara pada perdagangan di hari Kamis, 23 Februari 2017.

“Perubahan tingkat imbal hasil berkisar antara 1 - 3 bps dengan rata - rata mengalami penurunan sebesar 1 bps dimana Surat Utang Negara dengan tenor pendek dan menengah mengalami penurunan imbal hasil yang lebih besar dibandingkan dengan yang didapati pada tenor panjang,†ujar analis fixed income MNC Securities, I Made Adi Saputra kepada Pasardana.id, di Jakarta, Jumat (24/2/2017).

Dijelaskan, imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor pendek (1-4 tahun) mengalami penurunan berkisar antara 1 - 2 bps dengan didorong oleh adanya kenaikan harga hingga sebesar 5 bps.

Sementara itu, imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor menengah (5-7 tahun) mengalami penurunan berkisar antara 1 - 3 bps dengan adanya kenaikan harga hingga sebesar 15 bps dan imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor panjang (di atas 7 tahun) yang mengalami penurunan berkisar antara 1-2 bps dengan didorong oleh adanya kenaikan harga hingga sebesar 15 bps.

Menurut I Made, masih berlanjutnya kenaikan harga Surat Utang Negara pada perdagangan kemarin mendorong terjadinya penurunan imbal hasil yang didorong oleh faktor membaiknya persepsi resiko yang tercermin pada penurunan angka Credit Default Swap.

“Angka CDS 5 tahun yang sempat mengalami kenaikan hingga mendekati level 200 bps setelah pelaksanaan pemilihan umum Presiden Amerika Serikat terus menunjukkan tren penurunan. Hingga perdagangan kemarin, angka CDS tersebut telah berada di bawah 130 bps yaitu pada posisi 126,64 bps yang merupakan posisi terendahnya sejak tahun 2015. Hal tersebut mendorong keyakinan investor terhadap prospek Surat Utang Negara,†terang I Made.

Selain itu, lanjut dia, meredanya tekanan nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika seiring dengan memudarnya ekspektasi kenaikan suku bunga Bank Sentral Amerika (Fed Fund Rate) juga turut menjadi katalis positif bagi perdagangan Surat Utang Negara di pasar sekunder.

“Hanya saja kenaikan harga yang terjadi pada perdagangan kemarin masih terbatas menjelang pelaksanaan lelang penjualan Surat Utang Negara pada pekan depan. Bahkan untuk beberapa seri, terbatasnya pergerakan harga menyebabkan imbal hasilnya tidak begitu banyak mengalami perubahan dibandingkan dengan level penutupan sebelumnya,†jelasnya.

Secara keseluruhan, lanjut I Made, terbatasnya pergerakan harga pada perdagangan kemarin mendorong terbatasnya penurunan imbal hasil Surat Utang Negara seri acuan, dimana penurunan yang terjadi kurang dari 1 bps untuk keseluruhan seri acuan, masing - masing di level 7,236% untuk tenor 5 tahun, di level 7,534% untuk tenor 10 tahun, di level 7,845% untuk tenor 15 tahun dan di level 8,097% untuk tenor 20 tahun.