Imbal Hasil SUN Diperdagangan Selasa Kemarin Cenderung Turun dengan Perubahan Berkisar Antara 1 - 4 Bps

foto : istimewa

Pasardana.id - Imbal hasil Surat Utang Negara pada perdagangan hari Selasa, 14 Maret 2017 bergerak dengan kecenderungan mengalami penurunan menjelang pelaksanaan Rapat Dewan Gubernur Bank Sentral Amerika.

“Perubahan tingkat imbal hasil berkisar antara 1 - 4 bps dengan rata - rata mengalami penurunan sebesar 2 bps dengan penurunan imbal hasil yang cukup besar didapati pada tenor 1 - 10 tahun,†terang analis fixed income MNC Securities, I Made Adi Saputra kepada Pasardana.id, di Jakarta, Rabu (15/3/2017).

Dijelaskan, imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor pendek (1-4 tahun) mengalami penurunan berkisar antara 2 - 3 bps dengan didorong oleh adanya kenaikan harga hingga sebesar 10 bps.

Adapun imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor menengah (5-7 tahun) mengalami penurunan berkisar antara 2 - 4 bps dengan didorong oleh adanya kenaikan harga yang berkisar antara 10 - 20 bps.

Sementara itu, imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor panjang (di atas 7 tahun) mengalami penurunan berkisar antara 1 - 4 bps yang didorong oleh adanya kenaikan harga hingga sebesar 30 bps.

Menurut I Made, pergerakan imbal hasil Surat Utang Negara yang cenderung mengalami penurunan pada perdagangan Selasa (14/3) kemarin, dipengaruhi oleh optimisme pelaku pasar terhadap prospek Surat Utang Negara yang tercermin dari hasil pelaksanaan lelang penjualan Surat Utang Negara.

Asal tahu saja, pada lelang kemarin, pemerintah memutuskan untuk memenangkan lelang senilai Rp11,35 triliun dari total penawaran yang masuk senilai Rp26,39 triliun. Meskipun jumlah penawaran yang masuk mengalami penurunan dibandingkan dengan penawaran sebelumnya yang sebesar Rp35,25 triliun, terjadi pergerseran tenor yang diminati oleh investor.

“Pada beberapa lelang sebelumnya, instrumen Surat Perbendaharaan Negara yang memeiliki tenor di bawah 12 bulan selalu diminati oleh investor yang tercermin pada tingginya jumlah penawarn yang masuk. Namun pada lelang kemarin, jumlah penawaran terbesar didapati pada Obligasi Negara seri FR0061 yang akan jatuh tempo pada 15 Mei 2022. Adapun jumlah nominal yang yang dimenangkan pada lelang kemarin di bawah target penerbitan yang sebesar Rp15 triliun,†tutur I Made.

Dengan hasil lelang tersebut, lanjutnya, maka pemerintah telah menerbitkan Surat Berharga Negara melalui lelang di tahun 2017 senilai Rp136,05 triliun atau setara dengan 87,77%. Hingga akhir kuartal I 2017, pemerintah menyisakan target penerbitan senilai Rp18,94 triliun dari satu kali lelang Sukuk Negara dan lelang Surat Utang Negara.

Lebih lanjut diungkapkan, hasil dari pelaksanaan lelang tersebut berdampak positif terhadap pasar Surat Utang Negara di pasar sekunder, sehingga mendorong terjadinya penurunan imbal hasilnya.

“Imbal hasil Surat Utang Negara seri acuan pada perdagangan kemarin ditutup turun sebesar 2 bps untuk tenor 5 tahun, sebesar 4 bps untuk tenor 10 tahun, dan masing - masing sebesar 1 bps untuk tenor 15 tahun dan 20 tahun,†tandasnya.