Imbal Hasil SUN Diperdagangan Kemarin Turun dengan Perubahan Berkisar Antara 1 - 10 Bps

foto : istimewa

Pasardana.id - Penguatan nilai tukar serta pergerakan imbal hasil surat utang regional yang mengalami penurunan mendorong terjadinya penurunan imbal hasil Surat Utang Negara pada perdagangan hari Kamis, 16 Maret 2017 kemarin.

“Perubahan tingkat imbal hasil berkisar antara 1 - 10 bps dengan rata - rata mengalami penurunan sebesar 4 bps dimana penurunan imbal hasil Surat Utang Negara yang cukup besar terjadi pada Surat Utang Negara seri acuan,†jelas analis fixed income MNC Securities, I Made Adi Saputra kepada Pasardana.id, di Jakarta, Jumat (17/3/2017).

Dijelaskan, imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor pendek (1-4tahun) bergerak bervariasi dimana untuk tenor 1 - 2 tahun mengalami kenaikan imbal hasil yang berkisar antara 5 - 8 bps sementara itu pada tenor 3 - 4 tahun mengalami penurunan berkisar antara 5 - 7 bps dengan didorong oleh adanya perubahan harga hingga sebesar 20 bps.

Adapun imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor menengah (5-7 tahun) mengalami penurunan berkisar antara 8 - 9 bps dengan didorong oleh adanya kenaikan harga hingga sebesar 45 bps dan imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor panjang (di atas 7 tahun) yang bergerak dengan kecenderungan mengalami penurunan hingga sebesar 10 bps dengan didorong oleh adanya kenaikan harga hingga sebesar 95 bps.

Menurut I Made, penurunan imbal hasil Surat Utang Negara pada perdagangan kemarin seiring dengan tren penurunan imbal hasil surat utang regional sebagai respon atas hasil dari Rapat Dewan Gubernur Bank Sentral Amerika.

Rapat Dewan Gubernur Bank Sentral Amerika yang berakhir pada hari Rabu waktu setempat memutuskan untuk menaikkan tingkat suku bunga acuan sebesar 25 bps pada kisaran 0,75% - 1,00% sebagaimana yang telah diperkirakan oleh pelaku pasar sebelumnya.

Meskipun demikian, jelas I Made, Bank Sentral Amerika juga memberikan sinyal bahwa mereka masih akan akomodatif dalam kebijakan moneternya dengan berdasarkan perkembangan indikator ekonomi Amerika sebelum kembali memutuskan untuk kembali menaikkan suku bunga acuannya.

I Made menambahkan, penurunan imbal hasil pada perdagangan kemarin juga didukung oleh faktor penguatan nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika di tengah pelemahan mata uang dollar Amerika terhadap mata uang utama dunia setelah berakhirnya Rapat Dewan Gubernur Bank Sentral Amerika.

Adapun dari hasil Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia yang berakhir pada hari Kamis kemarin kembali memutuskan untuk mempertahankan BI 7-day Reverse Repo Rate (BI 7-day RR Rate) tetap sebesar 4,75%, dengan suku bunga Deposit Facility tetap sebesar 4,00% dan Lending Facility tetap sebesar 5,50%.

Keputusan tersebut konsisten dengan upaya Bank Indonesia menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan di tengah semakin meningkatnya ketidakpastian global.

Bank Indonesia tetap mewaspadai dan mencermati sejumlah risiko dalam jangka pendek ke depan, baik yang bersumber dari global maupun domestik.

Risiko yang berasal dari global antara lain terkait kenaikan inflasi global, arah kebijakan ekonomi dan perdagangan AS, dan dampak lanjutan kenaikan Fed Fund Rate (FFR), serta risiko geopolitik di Eropa.

Hasil dari Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia tersebut tidak banyak berpengaruh terhadap pasar surat utang, mengingat pelaku pasar telah memperkirakan bahwa Bank Indonesia masih akan mempertahankan suku bunga acuan serta hasil dari pertemuan yang di sampaikan jelang berakhirnya sesi perdagangan.

“Secara keseluruhan, penurunan imbal hasil Surat Utang Negara pada perdagangan kemarin telah mendorong imbal hasil Surat Utang Negara seri acuan turun pada posisi 7,032% (-9 bps) untuk tenor 5 tahun, di posisi 7,233% (-10 bps) untuk tenor 10 tahun, di posisi 7,619% (-9 bps) untuk tenor 15 tahun dan di posisi 7,866% (-10 bps) untuk tenor 20 tahun,†tandas I Made.