MARKET ANALIS : IHSG Diprediksi Bergerak Terbatas dengan Kecenderungan Melemah Dikisaran 5,786 - 5,878
Pasardana.id †Riset harian OSO Securities memperkirakan, indeks harga saham gabungan (IHSG) akan bergerak terbatas dengan kecenderungan melemah di kisaran 5,786 - 5,878.
Beberapa faktor mendasari prediksi ini. Dilansir dari laman resmi OSO Securities, Senin (03/7/2017), disebutkan bahwa sepanjang semester pertama 2017, IHSG berhasil mencatatkan kenaikan sebesar 10.06% ke level 5,829.71.
Penguatan yang terjadi pada IHSG didukung oleh reboundnya mayoritas indeks sektoral. Sektor keuangan berhasil memimpin penguatan sebesar 16.98% diikuti oleh industri dasar yang naik 14.95%.
Reboundnya sektor perbankan tidak terlepas dari perbaikan penyaluran kredit. Pertumbuhan kredit perbankan hingga Mei 2017 sebesar 10.39%, dimana pertumbuhan kredit Bank BUMN tercatat tumbuh sebesar 14% atau merupakan level tertinggi dalam dua tahun terahir.
Adapun target Otoritas Jasa Keuangan (OJK) untuk pertumbuhan kredit perbankan tahun ini sebesar 9%-12%.
Ditengah penguatan yang terjadi pada mayoritas indeks sektoral, terdapat beberapa sektor yang mengalami koreksi diantaranya : sektor property dan perkebunan yang masing-masing turun 4.65% dan 3.36%.
Koreksi yang terjadi pada sektor property inline dengan belum pulihnya daya beli masyarakat kelas menengah sehingga tidak tercapainya target marketing sales pada kuartal pertama ini. Sementara itu untuk sector perkebunan, koreksi yang terjadi lebih disebabkan oleh penurunan harga komoditas crude palm oil, dimana sepanjang semeter pertama ini harga CPO sudah turun 19.33%.
Namun secara keseluruhan, penguatan yang terjadi pada indeks didorong oleh kenaikan credit rating untuk utang jangka panjang Indonesia oleh S&P 500 menjadi BBB-/A-3 dengan outlook stabil. S&P memandang bahwa risiko- risiko fiskal Indonesia telah menurun.
Selain itu, pemerintah Indonesia juga dianggap sudah mengambil langkah dan pengukuran terkait belanja dan pendapatan (APBN) guna menstabilkan keuangan negara. S&P juga menyatakan keyakinannya bahwa fokus pemerintah untuk membuat APBN lebih realistis akan memberikan dampak positif.
Selain itu, United Nation Conference on Trade and Development (UNCTAD) yang menempatkan Indonesia di peringkat 4 sebagai negara tujuan investasi paling prospektif periode 2017-2019 juga ikut menjadi sentiment positif terhadap pergerak indeks. Posisi Indonesia berada di bawah Amerika Serikat, Tiongkok dan India.
Tahun ini, posisi Indonesia naik empat peringkat dari posisi sebelumnya di peringkat 8. Dengan posisi tersebut, Indonesia mengalahkan sejumlah negara di Asia Tenggara seperti Singapura dan Thailand sebagai negara tujuan investasi paling prospektif.

