Permintaan Alat Berat Meningkat, Laba UNTR Tumbuh 85% Menjadi Rp3,4 Triliun

foto : istimewa

Pasardana.id - Sepanjang semester I 2017, PT United Tractors Tbk (UNTR) mencatatkan laba bersih Rp3,4 triliun atau naik 85% dibanding periode yang sama tahun lalu sebesar Rp1,9 triliun. Hal itu ditopang oleh peningkatan pendapatan bersih sebesar 30% menjadi Rp29,4 triliun.

Menurut Presiden Direktur UNTR, Gidion Hasan bahwa peningkatan pendapatan bersih ini utamanya disebabkan oleh peningkatan volume penjualan alat berat, produksi batu bara dan overburden removal, serta rata-rata harga jual batu bara.

“Peningkatan kinerja operasional disertai dengan marjin pendapatan yang lebih baik. Perseroan membukukan laba bersih sepanjang semester pertama tahun 2017 mencapai Rp3,4 triliun,†kata dia dalam siaran pers, Kamis (27/7/2017).

Ia merinci, kenaikan penjualan mesin konstruksi mekanik mencapai 38%, Kontraktor Penambangan 45%, Pertambangan 13%, dan Industri Konstruksi 4%. Sementara di segmen usaha Mesin Konstruksi mencatat peningkatan penjualan alat berat Komatsu sebesar 69% menjadi 1.751 unit, dibandingkan dengan 1.036 unit pada semester pertama tahun 2016.

Ia melanjutkan, peningkatan penjualan alat berat tersebut, terutama didorong oleh peningkatan penjualan di sektor pertambangan.

Dari total penjualan alat berat tersebut, sebanyak 51% diserap sektor pertambangan, 22% diserap sektor konstruksi, 14% diserap sektor perkebunan, dan sisanya sebesar 13% ke sektor kehutanan.

Komatsu mampu mempertahankan posisi sebagai market leader alat berat, dengan pangsa pasar domestik sebesar 37% (berdasarkan riset pasar internal).

Sedangkan, penjualan produk merek lainnya yaitu UD Trucks mengalami peningkatan dari 217 unit menjadi 276 unit, sementara penjualan Scania truk dan bus meningkat dari 246 unit menjadi 553 unit.

Di sisi lain, penjualan suku cadang dan jasa pemeliharaan alat berat meningkat sebesar 16% menjadi Rp3,2 triliun. Secara total, pendapatan bersih dari segmen usaha Mesin Konstruksi mencatat peningkatan sebesar 63% menjadi Rp11,2 triliun.

Ia juga memaparkan, segmen Usaha Kontraktor Penambangan Bidang usaha Kontraktor Penambangan yang dioperasikan oleh PT Pamapersada Nusantara (PAMA) mencatat peningkatan pendapatan bersih sebesar 15% menjadi sebesar Rp13,3 triliun.

PAMA mencatat peningkatan volume produksi batu bara dari 50,2 juta ton menjadi 52,0 juta ton, sementara itu volume pekerjaan pemindahan tanah (overburden removal) meningkat dari 341,1 juta bcm menjadi 360,4 juta bcm.

Sedangkan, segmen Usaha Pertambangan Bidang usaha Pertambangan yang dijalankan oleh PT Tuah Turangga Agung mencatat total penjualan batu bara sampai semester pertama tahun 2017 sebesar 3,6 juta ton atau turun sebesar 18% dari 4,5 juta ton pada periode yang sama tahun 2016. Penurunan penjualan batu bara ini dikarenakan penurunan volume dari bisnis perdagangan batu bara.

Namun, peningkatan rata-rata harga jual batu bara membuat pendapatan unit usaha Pertambangan mencatat peningkatan pendapatan bersih sebesar 24% menjadi Rp4,0 triliun

Adapun di segmen Usaha Industri Konstruksi Bidang usaha Industri Kontruksi yang dijalankan melalui PT Acset Indonusa Tbk (ACSET), sampai dengan semester pertama tahun 2017, membukukan pendapatan bersih sebesar Rp1,0 triliun atau meningkat 8% dari sebelumnya sebesar Rp944 miliar pada periode yang sama tahun 2016.

Sementara itu, laba bersih mengalami peningkatan sebesar 95% menjadi Rp64 miliar. Nilai kontrak baru yang diperoleh sampai dengan bulan Juni tahun 2017 mencapai Rp7,1 triliun dibandingkan dengan Rp2,4 triliun pada periode yang sama tahun 2016.

Peningkatan kontrak baru yang signifikan diperoleh dari beberapa kontrak strategis di sektor infrastruktur, diantaranya adalah kontrak Tol Layang Jakarta-Cikampek II, Tol Bakauheni-Sidomulyo, dan Tol JORR II Ruas Kunciran-Serpong.