ANALIS MARKET : Rupiah Kemungkinan Melemah Menuju Kisaran Antara Rp.13.310 - Rp.13.320 per USD

foto : ilustrasi (ist)

Pasardana.id - Riset harian Samuel Aset Manajemen menyebutkan, ada potensi sebagian besar indeks di bursa Asia akan terkoreksi pada hari ini terindikasi dari indeks futures-nya yang merah dan terbawa sentimen koreksi indeks di sebagian besar bursa global semalam walaupun pagi ini harga minyak mentah dibuka naik.

“Rupiah kemungkinan melemah setelah tiga hari berturut-turut menguat, menuju kisaran antara Rp.13.310 - Rp.13.320 per USD," jelas Lana Soelistianingsih, Kepala Riset/Ekonom Samuel Aset Manajemen yang dilansir dari laman resmi Samuel Aset Manajemen, Rabu (19/7/2017).

Lebih lanjut diungkapkan, beberapa faktor perlu dicermati pelaku pasar diperdagangan hari ini, antara lain; subsidi energi untuk RAPBNP 2017 disepakati bertambah menjadi Rp.101,2 triliun, dari pagu awal Rp.77,3 triliun. Kenaikan tersebut diberikan untuk subsidi BBM (termasuk gas) dan listrik.

Pada Juni lalu, pemerintah umumkan tidak menaikkan harga BBM dan gas, namun subsidi untuk pengguna listrik 900VA dicabut pada Januari - Mei 2017 lalu.

“Kenaikan subsidi ini untuk menaikkan daya beli masyarakat yang masih lemah, namun dikritisi sebagai tidak konsistennya rencana pemerintah untuk mengurangi subsidi dan me-realokasi subsidi ke pengeluaran yang produktif," terang Lana.

Sementara itu, dari faktor eksternal, kepemilikan China pada US T-Bond mencatatkan kenaikan dalam 4 bulan terakhir menjadi US$1,1 triliun, sedikit dibawah posisi Jepang yang mencapai US$1,11 triliun.

Jepang dan China mencapai sepertiga dari total US T-Bond yang dimiliki asing sebesar US$6,12 triliun.

Adapun total aliran dana yang masuk ke obligasi AS tercatat sebesar US$132,6 miliar ytd di tengah isu naiknya suku bunga The Fed.