ANALIS MARKET : Hari Ini IHSG Bergerak Mixed Cenderung Menurun Seiring Langkah Profit Taking Investor
Pasardana.id - Riset harian Kiwoom Sekuritas memperkirakan indeks harga saham gabungan (IHSG) bergerak mixed cenderung menurun hari ini seiring langkah profit taking investor.
Prediksi ini didasari beberapa faktor, antara lain; Dow Jones naik 62.1 poin ditutup pada level tertinggi baru pada 21,206.3 didukung data tenaga kerja Amerika dimana tingkat pengangguran turun mencapai level 4.3%.
Adapun bursa kawasan regional diperdagangkan mixed pagi ini setelah serangan di pusat kota London kemarin.
Sementara itu, diperdagangan akhir pekan lalu, IHSG naik namun masih tertahan oleh diagonal resisten kuat.
“Menyikapi kondisi tersebut, kami memperkirakan IHSG bergerak mixed cenderung menurun hari ini seiring langkah profit taking investor," sebut analis Kiwoom Sekuritas yang dilansir dari laman resminya, Senin (05/6/2017).
Lebih lanjut diungkapkan, para pelaku pasar juga perlu mencermati beberapa aksi korporasi yang dilakukan emiten, yang diprediksi bisa mempengaruhi pergerakan harga saham diperdagangan hari ini, antara lain;
BSDE - Penjualan lahan
PT Bumi Serpong Damani (BSDE) menargetkan penjualan lahan senilai Rp 1.5 Triliun dari total marketing sales tahun 2017 sebesar Rp 7.3 Triliun. Target tersebut diatas perolehan hasil dari penjulan lahan tahum lalu sebesar Rp 1.25 Triliun.
Saat ini, BSDE tengah memfinalisasi penjulan lahan dan ditargetkan terealisasi dalam waktu dekat. BSDE mengalokasikan belanja modal modal tahun ini sebesar Rp 4 Triliun hingga Rp 5 Triliun.
INDF - Belanja modal
PT Indofood Sukses Makmur (INDF) meningkatkan alokasi belanja modal tahun ini menjadi Rp 9.1 Triliun dari alokasi Rp 7.6 Triliun tahun lalu.
Pada 1Q 2017 INDF telah merealisasikan dana belanja modal senilai Rp 1.3 Triliun.
Dari nilai pencapaian 1Q 2017 tersebut divisi Bogasari menyerap dana belanja modal senilai Rp 623.9 Miliar, divisi produk konsumen bermerek (consumer brand product / CBP) senilai Rp 329 Miliar, dan distribusi senilai Rp 73.7 Miliar.
INDF mengalokasikan dana belanja modal senilai Rp 4.6 Triliun untuk divisi CBP, Rp 2 Triliun untuk Bogasari, Rp 2 Triliun untuk agribisnis, dan Rp 500 Miliar untuk distribusi.
Alokasi dana belanja modal tahun ini ditujukan untuk ekspansi bisnis dengan target kenaikan penjualan sebesar 10% hingga 12% tahun ini.
PWON - Belanja modal
PT Pakuwon Jati (PWON) menganggarkan belanja modal tahun ini senilai Rp 1.9 Triliun hingga Rp 2 Triliun.
PWON akan menggunakan sebagian besar belanja modal untuk pengembangan proyek di Jakarta dan Surabaya.
Pendanaan belanja modal berasal dari pinjaman bank dan kas internal dengan porsi sekitar 50:50.
Dengan belanja modal, PWON akan mengembangkan proyek Kota Kasablanca dengan nama Angelo, Bella, dan Chianti.
Di Tunjungan City (Surabaya), PWON akan menggarap One Icon dan Pakuwon Tower.
Selain itu, ada pengembangan Pakuwon City untuk proyek Amor dan pengembangan Pakuwon Mall dengan nama proyek Anderson, La Riz dan Benson.
SMMA - Rencana buyback saham
PT Sinar Mas Multiartha (SMMA) akan menggelar pembelian kembali saham (buyback) maksimal 10% dari saham beredar. Aksi ini telah mendapatkan persetujuan RUPSLB pekan lalu.
Pembelian kembali saham kemungkinan akan direalisasikan mulai 2H 2017 dan dilakukan secara bertahap selama beberapa bulan.
Rencana buyback bertujuan untuk menjaga fluktuasi harga saham SMMA di pasar.
TRIO - Konversi utang
Trikomsel Oke (TRIO) akan mengonversi utang menjadi saham. Beberapa kreditur TRIO antara lain adalah PT Bank ANZ Indonesia, Deutsche Bank Singapore, PT Bank DBS Indonesia.
Rencana tanggal konversi bagi kreditur dan kontributor modal awal adalah 1 Agustus 2017.
TRIO akan menggelar RUPSLB pada 22 Juni 2017 untuk meminta persetujuan peningkatan modal dasar dari Rp 1.2 Triliun menjadi Rp 5.52 Triliun dengan nilai nominal 100 per saham dan Rp 735.93 Miliar dengan nilai nominal 50 per saham. Konversi utang menjadi ekuitas sebesar Rp 3.3 Triliun dan kontribusi modal Rp 214 Miliar.
Dengan penerbitan saham baru non-HMETD terlebih dahulu, saham publik dibawah 5% akan terdilusi dari 3.43% menjadi 0.69% setelah konversi pada tahun 2019.

