Volume Perdagangan SUN Rabu Lalu Senilai Rp12,86 Triliun dari 33 Seri

foto : istimewa

Pasardana.id - Volume perdagangan Surat Utang Negara yang dilaporkan pada perdagangan Rabu (24/5/2017) lalu, senilai Rp12,86 triliun dari 33 seri Surat Utang Negara yang diperdagangkan dengan volume perdagangan seri acuan yang dilaporkan senilai Rp5,63 triliun.

“Obligasi Negara seri FR0059 menjadi Surat Utang Negara dengan volume perdagangan terbesar senilai Rp2,05 triliun dari 77 kali transaksi di harga rata - rata 100,6% yang diikuti oleh perdagangan Obligasi Negara seri FR0071 senilai Rp1,99 triliun dari 27 kali transaksi di harga rata - rata 111,71%. Sedangkan Obligasi Negara seri FR0072 dan FR0074 menjadi seri Surat Utang Negara yang paling sering diperdagangkan sebanyak 104 dan 102 kali transaksi,†terang analis fixed income MNC Securities, I Made Adi Saputra kepada Pasardana.id, di Jakarta, Jumat (26/5/2017). 

Sementara itu, dari perdagangan obligasi korporasi, volume perdagangan yang dilaporkan senilai Rp1,77 triliun dari 28 seri obligasi korporasi yang diperdagangkan. 

“Obligasi Berkelanjutan II BFI Finance Indonesia Tahap III Tahun 2016 Seri C (BFIN02CCN3) menjadi obligasi korporasi dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp400 miliar dari 2 kali transaksi di harga rata - rata 100,30% dan diikuti oleh perdagangan Obligasi Berkelanjutan I Mayora Indah Tahap I Tahun 2017 (MYOR01CN1) senilai Rp200 miliar dari 2 kali transaksi di harga rata - rata 100,00%,†papar I Made. 

Sedangkan nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika ditutup melemah di level 13311,00 per dollar Amerika, mengalami pelemahan sebesar 12,00 dibandingkan dengan level penutupan sebelumnya.

Menurut I Made, rupiah bergerak terbatas pada kisaran 13301,00 hingga 13328,00 per dollar Amerika. Adapun pelemahan nilai tukar rupiah seiring dengan pelemahan mata uang regional terhadap dollar Amerika.

“Mata uang Peso Philippina (PHP) memimpin pelemahan mata uang regional diikuti oleh Won Korea Selatan (KRW) dan Rupiah Indonesia (IDR). Sementara itu, Rupee India (INR) dan Dollar Singapura (SGD) memimpin penguatan mata uang regional terhadap dollar Amerika di tengah peluang terjadinya penguatan terhadap mata uang dollar Amerika,†tandas I Made.