Mandiri Sekuritas Perkuat Posisi di Singapura
Pasardana.id - PT Mandiri Sekuritas siap membidik pasar di Singapura. Hal itu dilakukan setelah beroperasinya Mandiri Securities Pte Ltd (Mandiri Securities Singapore), anak perusahan yang dimiliki secara penuh.
Direktur Utama Mandiri Sekuritas, Silvano Rumantir mengatakan, peluang di industri pasar modal, tidak hanya di dalam negeri, tetapi juga di industri pasar modal regional.
“Kehadiran Mandiri Securities Singapore merupakan rencana strategis jangka panjang kami untuk mengambil peran yang lebih besar di kancah regional," kata Silvano di Jakarta, Senin (15/5/2017).
Managing Director Mandiri Sekuritas, Laksono Widodo mengatakan, Singapura merupakan salah satu hub bisnis internasional yang merupakan pasar yang sangat potensial bagi Mandiri Sekuritas untuk memperluas jaringan distribusi regional.
“Ke depan, Mandiri Securities Singapore akan menjadi mitra strategis bagi Pemerintah dan korporasi dalam mencari pendanaan di pasar modal internasional," ujar Laksono.
Sementara itu, CEO Mandiri Securities Singapore, Asad Haque mengatakan, adanya peluang yang unik dalam melakukan sinergi di Bank Mandiri Group, yang memiliki reputasi dan hubungan erat dengan Pemerintah dan basis klien korporat yang besar.
Ia memberi contoh, pada Maret 2017, Mandiri Securities Singapore sukses menyelesaikan mandat perdana sebagai Joint Lead Manager & Bookrunner untuk penerbitan Global Sukuk Republik Indonesia.
Global Sukuk senilai total USD 3 miliar dengan tenor masing-masing 5 tahun dan 10 tahun tersebut, sukses disambut pasar internasional yang terlihat dari kelebihan permintaan hingga USD 10,9 miliar dengan predikat negative new issue premium.
Catatan yang membanggakan adalah, transaksi perdana yang dilaksanakan Mandiri Securities Singapore tersebut diterbitkan oleh Pemerintah.
Selanjutnya, Mandiri Securities Singapore juga sukses melaksanakan penerbitan obligasi korporat internasional dalam mata uang dolar AS yang pertama dari PT Saka Energi Indonesia pada April 2017. Transaksi senilai USD 625 juta yang bertenor 7 tahun tersebut, mencatatkan kelebihan permintaan hingga 7 kali.

