Imbal Hasil SUN Diperdagangan Kemarin Turun dengan Perubahan Berkisar Antara 1 - 7 Bps

foto : istimewa

Pasardana.id - Imbal hasil Surat Utang Negara pada perdagangan hari Selasa, 4 April 2017 kemarin, masih melanjutkan tren penurunan, didorong oleh berlanjutnya akumulasi pembelian oleh investor asing di tengah terbatasnya perubahan harga yang terjadi di pasar sekunder.

“Perubahan tingkat imbal hasil yang terjadi pada perdagangan kemarin berkisar antara 1 - 7 bps dengan rata - rata mengalami penurunan imbal hasil sebesar 1,4 bps dimana Surat Utang Negara dengan tenor pendek mengalami penurunan imbal hasil lebih besar dibandingkan dengan yang didapati pada tenor panjang,†terang analis fixed income MNC Securities, I Made Adi Saputra kepada Pasardana.id, di Jakarta, Rabu (05/4/2017).

Dijelaskan, imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor pendek (1-4 tahun) mengalami penurunan berkisar antara 2 - 7 bps dengan didorong oleh adanya kenaikan harga hingga sebesar 10 bps.

Sementara itu, imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor menengah (5-7 tahun) dan panjang (di atas 7 tahun) mengalami perubahan berkisar antara 1 - 2 bps dengan didorong oleh adanya perubahan harga hingga sebesar 25 bps.

Menurut I Made, berlanjutnya penurunan tingkat imbal hasil Surat Utang Negara hingga perdagangan kemarin, masih didukung oleh akumulasi pembelian Surat Utang Negara oleh investor asing.

Berdasarkan data kepemilikan Surat Berharga Negara yang dapat diperdagangkan per tanggal 3 April 2017, investor asing mencatatkan peningkatan kepemilikan di Surat Berharga Negara senilai Rp2,21 triliun dibandingkan dengan posisi di akhir Maret 2017.

Adapun di kuartal I 2017, investor asing mencatatkan pembelian bersih Surat Berharga Negara senilai Rp57,41 triliun dimana akumulasi pembelian terbesar terjadi di bulan Maret 2017, yaitu senilai Rp31,33 triliun.

Namun demikian, lanjut I Made, penurunan imbal hasil yang terjadi pada perdagangan kemarin mulai terlihat terbatas, terutama yang didapati pada Surat Utang Negara dengan tenor menengah dan panjang.

“Terbatasnya perubahan harga pada tenor tersebut turut mempengaruhi terbatasnya perubahan tingkat imbal hasilnya,†ujar dia.

Ditambahkan, dengan posisi harga Surat Utang Negara yang cukup tinggi, serta didukung oleh faktor teknikal, dimana harga Surat Utang Negara telah memasuki area jenuh beli (overbought), turut mempengaruhi terbatasnya kenaikan harga Surat Utang Negara yang terjadi pada perdagangan kemarin. Kondisi tersebut juga didukung oleh volume perdagangan yang tidak begitu besar.

Sementara itu, lanjut I Made, dari pelaksanaan lelang penjualan Sukuk Negara, pemerintah meraup dana senilai Rp4,46 triliun dari total penawaran yang masuk senilai Rp14,52 triliun.

Jumlah penawaran yang masuk mengalami penurunan dibandingkan dengan lelang sebelumnya di bulan Maret 2017 yang sebesar Rp18,12 triliun, begitu pula dengan hasil yang dimenangkan oleh pemerintah yang di bawah target indikatif penerbitan senilai Rp6 triliun.

Secara keseluruhan, sambung dia, penurunan imbal hasil Surat Utang Negara yang terjadi pada perdagangan kemarin telah mendorong terjadinya penurunan imbal hasil Surat Utang Negara seri acuan masing - masing sebesar 1 bps untuk tenor 5 tahun dan 15 tahun di level 6,741% dan 7,384% serta turun sebesar 2 bps untuk tenor 20 tahun di level 7,626%.

“Adapun untuk seri acuan dengan tenor 10 tahun, relatif tidak banyak mengalami perubahan di level 7,00%,†tandasnya.