ANALIS : Harga SUN Masih Akan Bergerak Bervariasi dengan Peluang Terjadi Koreksi Harga

foto : istimewa

Pasardana.id - Pada perdagangan hari ini, diperkirakan harga Surat Utang Negara masih akan bergerak bervariasi dengan peluang terjadinya koreksi harga di tengah menguatnya ekspektasi kenaikan suku bunga Bank Sentral Amerika di bulan Maret 2017.

Analis fixed income MNC Securities, I Made Adi Saputra menuturkan, pidato Gubernur Bank Sentral Amerika pada hari Jum'at waktu setempat meberikan sinyal bahwa kenaikan suku bunga Bank Sentral Amerika di bulan Maret 2017 akan cukup tepat dengan didukung oleh membaiknya beberapa indikator ekonomi.

“Probabilitas kenaikan suku bunga Bank Sentral Amerika di bulan Maret 2017 terus mengalami peningkatan, dari sebesar 40,0% pada pekan sebelumnya menjadi 88,0% pada akhir pekan kemarin,†ujar I Made kepada Pasardana.id, di Jakarta, Senin (06/3/2017).

Lebih lanjut dijelaskan, imbal hasil dari US Treasury dengan tenor 2 tahun terlihat mengalami kenaikan di level 1,341% sementara itu imbal hasil dari US Treasury dengan tenor 10 tahun ditutup naik terbatas pada level 2,482% sebagai respon atas pidato dari Gubernur Bank Sentral Amerika.

Sementara itu, imbal hasil dari surat utang Jerman (Bund) juga ditutup naik pada level 0,356% dari posisi penutupan sebelumnya di level 0,315% sedangkan imbal hasil dari surat utang Inggris (Gilt) justru terlihat turun pada level 1,184% dari posisi penutupan sebelumnya di level 1,210%.

“Kami perkirakan pelaku pasar masih akan menantikan data sektor tenaga kerja Amerika yang akan disampaikan pada hari Jum'at, 10 Maret 2017 dimana data tersebut akan menjadi salah satu pertimbangan bagi Bank Sentral Amerika untuk menentuan kebijakan moneternya di pertengahan Maret 2017,†terang I Made.

Adapun dari faktor domestik, lanjut dia, pelaku pasar akan mencermati data cadangan devisa di bulan Februari yang akan disampaikan oleh Bank Indonesia pada hari Selasa, 7 Maret 2017 bersamaan dengan pelaksanaan lelang penjualan Sukuk Negara yang diadakan oleh pemerintah.

Menurut I Made, kecukupan cadangan devisa akan memberikan ruang bagi Bank Indonesia untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika di tengah ekspektasi kenaikan suku bunga Bank Sentral Amerika.

“Hingga akhir pekan kemarin, nilai tukar rupiah mengalami penguatan sebesar 0,67% terhadap dollar Amerika sejak awal tahun 2017,†ujarnya.

Sedangkan secara teknikal, menurut I Made, harga Surat Utang Negara masih berada pada area konsolidasi, sehingga arah pegerakan harganya dalam jangka pendek kami perkirakan akan cenderung terbatas dan kemungkinan akan bergerak mendatar (sideways).

“Dengan kombinasi dari beberapa faktor tersebut, maka kami sarankan kepada investor untuk tetap mencermati arah pergerakan harga Surat Utang Negara di pasar sekunder,†ujarnya.

“Strategi trading masih kami sarankan di tengah kondisi pasar surat utang yang masih akan bergerak berfluktuasi seiring dengan kondisi yang terjadi di pasar keuangan global dengan pilihan masih pada tenor pendek dan menengah seperti seri FR0066, FR0048, FR0069, FR0036, ORI013, FR0053, FR0063 dan FR0044,†tandas dia.