MARKET REVIEW Selasa (14/3/2017)
Pasardana.id - Dalam paparan risetnya yang diterima Pasardana.id, di Jakarta, Selasa, 14 Maret 2017, Research & Analyst PT Corfina Capital, Putu Wahyu Suryawan menyoroti beberapa faktor yang diperkirakan dapat mempengaruhi pola perdagangan di lantai Bursa Efek Indonesia pada hari ini.
Beberapa faktor yang dimaksud, terangkum dalam market review berikut ini:
Wall Street Review
Bursa Wall Street ditutup variatif dan bergerak pada area yang cukup sempit dibawah level rekor tertinggi.
Dow Jones tercatat melemah -0.10% pada level 20,881.48, S&P 500 tercatat mengalami penguatan +0.04% pada level 2,373.47, dan Nasdaq tercatat mengalami penguatan +0.24% pada level 5,875.79.
EIDO yang merupakan Indeks yang memuat saham-saham layak investasi di Indonesia mengalami penguatan sebesar +0.57% pada level 24.78.
Pergerakan Bursa Wall Street terpengaruh oleh penantian keputusan The Federal Reserve yang akan mengumumkan suku bunga acuan Amerika Serikat pada minggu ini 16 Maret 2017 waktu setempat.
Ekspektasi pasar yaitu sebesar 100% yakin bahwa The Fed akan menaikkan suku bunga acuan sebesar 25 bps menjadi level 1% dari sebelumnya yang tercatat sebesar 0.75%.
Pasar saham masih belum terlalu bergejolak, mengingat kenaikan ini merupakan ekspektasi pasar, namun apabila The Fed membuat keputusan yang cenderung mengecewakan pasar, maka Investor akan mulai mengamankan asset yang dimiliki dari pasar saham.
Tetapi secara historis, pasar saham akan mengalami koreksi terlebih dahulu pasca kenaikan suku bunga The Fed, setelah itu pasar akan kembali pada nilai fundamentalnya.
Yield obligasi Pemerintah Amerika Serikat dengan term 10 tahun mengalami kenaikan pada level 2.619% dan Indeks Dollar Amerika Serikat mengalami penguatan tipis sebesar +0.09% pada level 101.4.
Investor cenderung mengamankan asset Obligasi terlebih dahulu sembari menanti keputusan The Fed, maka dari itu harga Obligasi telah mengalami penurunan, sehingga Yield Obligasi beranjak naik.
Komoditi
Harga minyak mentah dunia kembali mengalami pelemahan sejak minggu lalu, dimana minyak WTI melemah -0.14% pada level 48.33 USD/barel dan minyak Brent mengalami pelemahan sebesar -0.10% pada level 51.30 USD/barel.
Harga Emas mengalami pelemahan sebesar -0.14% pada level 1,202.64, harga batu bara untuk kontrak bulan Juni 2017 mengalami penguatan sebesar +3.30% pada level 79.90 USD/metric tonnes.
Untuk harga CPO berdasarkan MPOC tercatat terus mengalami pelemahan dan pada perdagangan kemarin tercatat melemah -1.73% pada level 2,723 RM/metric tonnes.
Harga tembaga mengalami penguatan tipis sebesar +0.06% pada level 262.70 USD/lb.
Pelemahan harga minyak mentah dunia yang terus terjadi dipengaruhi oleh cadangan minyak Amerika Serikat yang dirilis oleh Energy Information Administration (EIA) tercatat mengalami kenaikan sebesar 8.209 juta barel pada minggu lalu, angka tersebut lebih tinggi dibandingkan minggu sebelumnya yang tercatat sebesar 1.501 juta barel.
Pada saat ini, pelemahan sedikit mereda dan Investor akan menanti rilis laporan bulanan dari OPEC, salah satunya mengenai progress pemangkasan output produksi.
Eropa
Dari Eropa, Parlemen UK mengizinkan Theresa May untuk memulai langkah Brexit, sementara itu Perdana Menteri Skotlandia Nicola Sturgeon mengatakan akan menempuh cara legal agar dapat melaksanakan referendum kemerdekaan untuk kedua kalinya pada tahun 2018.
Referendum pertama telah menyatakan bahwa sebesar 55% rakyat Skotlandia tidak setuju untuk merdeka dan 45% setuju untuk merdeka dan lepas dari UK.
Indonesia Market
Dari dalam negeri, realisasi kinerja penerimaan pajak pada dua bulan pertama tahun ini meningkat 8,15% dibandingkan periode sama tahun lalu. Direktorat Jenderal Pajak (DJP) Kementerian Keuangan mencatat, sementara ini posisi penerimaan pada Februari 2017 adalah 10,29% dari target sepanjang 2017.
Rupiah mengalami penguatan sebesar +0.22% terhadap Dollar Amerika Serikat dan ditutup pada level 13,364 berdasarkan data kurs tengah Bank Indonesia.
Penguatan Rupiah terjadi ditengah meningkatnya ekspektasi kenaikan suku bunga The Fed, disatu sisi hal ini merupakan pertanda masih kuatnya fundamental ekonomi Indonesia, tetapi disisi lain Investor harus tetap waspada akan adanya capital outflow dari Investor Asing pasca kenaikan suku bunga The Fed nanti.
Pada Senin, 13 Maret 2017 Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tercatat mengalami penguatan sebesar +18.695 poin atau +0.347% pada level 5,409.372, dan Investor Asing mencatatkan net buy sebesar 406.8 Milyar. Sepanjang minggu lalu Investor Asing mencatatkan net buy sebesar 436.67 Milyar.
Melihat kondisi perekonomian diatas, kami masih merekomendasikan agar Investor tetap membatasi risiko dan lebih baik menunggu terlebih dahulu respon dari Pasar terkait keputusan The Fed nanti.
Kami masih menilai bahwa keputusan The Fed nanti tidak terlalu berdampak signifikan terhadap pasar keuangan Indonesia, namun koreksi diperkirakan tetap akan terjadi.
IHSG diperkirakan akan bergerak pada range harga 5,340 - 5,420.

