Keputusan Moody's Investors Service untuk Memperbaiki Prospek Surat Utang Indonesia Jadi Katalis Positif Bagi Pergerakan Harga SUN Diperdagangan Kemarin
Pasardana.id - Keputusan lembaga pemeringkat Moody's Investors Service untuk memperbaiki prospek surat utang Indonesia, menjadi katalis positif bagi pergerakan harga Surat Utang Negara pada perdagangan di hari Rabu, 8 Februari 2017 kemarin.
ââÅ¡¬ÃƒÆ’…Kenaikan harga Surat Utang Negara pada perdagangan kemarin telah mendorong terjadinya penurunan imbal hasil yang berkisar antara 1 - 6 bps dengan rata - rata mengalami penurunan sebesar 2,1 bps dimana penurunan imbal hasil yang cukup besar didapati pada tenor 7 - 9 bps,ââÅ¡¬ terang analis fixed income MNC Securities, I Made Adi Saputra kepada Pasardana.id, di Jakarta, Kamis (09/2/2017).
Dijelaskan, imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor pendek (1-4 tahun) terlihat mengalami perubahan berkisar antara 1 - 3 bps dengan didorong oleh adanya perubahan harga hingga sebesar 10 bps.
Sementara itu, imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor menengah (5-7 tahun) terlihat mengalami penurunan hingga sebesar 5 bps didorong oleh adanya kenaikan harga yang berkisar antara 3 - 30 bps.
Sedangkan imbal hasil dari Surat Utang Negara dengan tenor panjang (di atas 7 tahun) ditutup dengan penurunan imbal hasil yang berkisar antara 1 - 6 bps dengan didorong oleh adanya kenaikan harga hingga sebesar 45 bps.
Menurut I Made, keputusan lembaga pemeringkat MoodyââÅ¡¬ÃƒÆ’¢Ã…¾¢s Investors Service (MoodyââÅ¡¬ÃƒÆ’¢Ã…¾¢s) untuk memperbaiki prospek Sovereign Credit Rating Republik Indonesia dari stabil menjadi positif direspon positif oleh pelaku pasar yang tercermin pada kenaikan harga Surat Utang Negara di pasar sekunder.
Dalam siaran pers-nya, MoodyââÅ¡¬ÃƒÆ’¢Ã…¾¢s menyatakan, terdapat dua faktor kunci yang mendukung perbaikan prospek Sovereign Credit Rating Indonesia. Pertama, penurunan kerentanan sektor eksternal yang diperkirakan akan terus berlanjut sebagai dampak dari kebijakan otoritas. Kedua, perbaikan kelembagaan melalui peningkatan efektivitas kebijakan.
Penurunan kerentanan sektor eksternal Indonesia antara lain merupakan dampak dari fokus kebijakan moneter yang mengutamakan stabilitas makroekonomi, reformasi subsidi Bahan Bakar Minyak (BBM), dan upaya substitusi impor seperti investasi pada sektor manufaktur domestik.
Perbaikan lebih lanjut dari sektor eksternal dan kelembagaan tersebut, akan memungkinkan perbaikan rating Indonesia ke depan.
Pada saat yang sama, Moody's juga mengafirmasi peringkat Sovereign Credit Rating Republik Indonesia pada peringkat Baa3 (Investment Grade).
Di bulan Desember 2016, lembaga pemeringkat Fitch Rating juga telah melakukan revisi terhadap prospek Sovereign Credit Rating Republik Indonesia dari stabil menjadi positif.
Secara keseluruhan, lanjut I Made, pergerakan harga Surat Utang Negara yang mengalami kenaikan pada perdagangan kemarin mendorong terjadinya penurunan imbal hasil Surat Utang Negara seri acuan dengan tenor 5 tahun, 10 tahun dan 20 tahun masing - masing sebesar 1 bps di level 7,187%, 7,515% dan 8,085%.
Adapun untuk tenor 15 tahun, imbal hasilnya turun sebesar 2 bps di level 7,872%.

