MARKET REVIEW Jumat (17/2/2017)
Pasardana.id - Dalam paparan risetnya yang diterima Pasardana.id, di Jakarta, Jumat (17/2/2017), Research & Analyst PT Corfina Capital, Putu Wahyu Suryawan menyoroti beberapa faktor yang diperkirakan dapat mempengaruhi pola perdagangan di lantai Bursa Efek Indonesia pada hari ini.
Beberapa faktor yang dimaksud, terangkum dalam market review berikut ini;
Wall Street Review
Bursa Wall Street ditutup variatif, dimana Dow Jones tercatat menguat tipis +0.04% pada level 20,619.77, S&P 500 tercatat mengalami pelemahan tipis -0.09% pada level 2,347.22, dan Nasdaq tercatat mengalami pelemahan tipis -0.08% pada level 5,814.90.
EIDO merupakan Indeks yang memuat saham - saham layak investasi di Indonesia mengalami pelemahan - 0.80% pada level 24.80.
Pergerakan Bursa Wall Street dipengaruhi aksi profit taking oleh Investor setelah mencapai rekor tertinggi dalam beberapa hari terakhir, walaupun aksi profit taking terjadi, namun Investor masih percaya akan agenda Donald Trump yang terus melanjutkan tiga tema besar kebijakan seperti deregulasi, pemangkasan pajak korporasi, dan stimulus fiskal.
Yield obligasi Pemerintah Amerika Serikat dengan term 10 tahun mengalami kenaikan pada level 2.459% dan Indeks Dollar Amerika Serikat mengalami penguatan tipis sebesar +0.06% pada level 100.500
Komoditi
Harga minyak mentah dunia mengalami penguatan, dimana minyak WTI menguat +0.17% pada level 53.45 USD/barel dan minyak Brent mengalami penguatan sebesar +0.16% pada level 55.74 USD/barel.
Harga Emas mengalami koreksi tipis sebesar -0.09% pada level 1,237.98, harga batu bara untuk kontrak bulan Maret 2017 mengalami pelemahan -0.19% pada level 79.50 USD/metric tonnes.
Untuk harga CPO berdasarkan MPOC tercatat mengalami penurunan drastis -4.50% pada level 2,929 RM/metric tonnes.
Harga tembaga mengalami penguatan sebesar +0.13% pada level 273.90 USD/lb.
Penguatan tipis harga minyak mentah dunia terjadi ditengah penambahan cadangan minyak mentah Amerika Serikat pada pekan ini.
Adapun Energy Information Administration (EIA) mencatat cadangan minyak mentah Amerika Serikat meningkat sebesar 9.527 juta barel, dibandingkan pekan lalu yang meningkat sebesar 13.83 juta barel.
Indonesia Market
Dari dalam negeri, beberapa data ekonomi tercatat cukup positif, diantaranya Ekspor untuk bulan Januari mengalami pertumbuhan sebesar 27.71% YoY, lebih tinggi dibandingkan bulan Desember yang hanya tumbuh sebesar 16.05% YoY.
Impor juga tercatat tumbuh sebesar 14.54% YoY, lebih tinggi dibandingkan pada bulan Desember yang tercatat sebesar 5.82% YoY, alhasil neraca perdagangan bulan Januari tercatat sebesar $ 1.39 Milyar, lebih tinggi dari bulan Desember yang tercatat sebesar $ 1.05 Milyar.
Sementara itu, 7 Days Reverse Repo sebagai pengganti Bi Rate juga ditetapkan pada level 4.75%. Bank Indonesia lebih cenderung menahan suku bunga dan tidak menurunkan sebagai bentuk antisipasi inflasi yang cenderung tinggi pada tahun 2017.
Pilkada DKI Jakarta yang akan berlangsung dua putaran juga cenderung akan mempengaruhi langkah Investor, Investor masih cenderung menunggu terpilihnya gubernur baru, tetapi dengan berlangsungnya Pilkada di seluruh Indonesia secara aman dan lancar mengindikasikan bahwa kondisi politik Indonesia saat ini masih cenderung aman dan menjadi tempat yang layak untuk berinvestasi.
Rupiah mengalami penguatan sebesar +0.01% terhadap Dollar Amerika Serikat dan tercatat pada level 13,329 menurut kurs tengah Bank Indonesia.
Penguatan Rupiah secara berangsur terjadi setelah data neraca perdagangan tercatat positif.
Pada Kamis, 16 Februari 2017 Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tercatat mengalami pelemahan -2.672 poin atau -0.050% pada level 5,377.998. Investor Asing hanya mencatatkan net sell sebesar 375.4 Milyar.
Pelemahan IHSG cenderung tipis, karena masih tertopang data neraca perdagangan Indonesia yang cukup solid, sehingga Rupiah juga tercatat menguat stabil.
IHSG secara keseluruhan masih akan terkoreksi sehat pada perdagangan kedepan, Investor cenderung menunggu hasil Pilkada putaran kedua, tetapi data ekonomi yang cukup bagus dan penyelenggaraan Pilkada yang cukup aman dan kondusif, membuat Investor masih tetap yakin untuk berinvestasi di Indonesia.
IHSG diperkirakan akan bergerak menuju support kuat 5,300, apabila level tersebut telah dituju, maka investor dapat melakukan akumulasi pembelian baik pada saham secara langsung, maupun kembali melakukan Investasi pada reksadana.

