Volume Perdagangan SUN Jumat Kemarin Senilai Rp6,78 Triliun dari 41 Seri
Pasardana.id - Volume perdagangan Surat Utang Negara yang dilaporkan pada perdagangan di akhir pekan kemarin (Jumat, 10/2/2017), tercatat senilai Rp6,78 triliun dari 41 seri Surat Utang Negara yang diperdagangkan dengan volume perdagangan seri acuan yang dilaporkan senilai Rp1,71 triliun.
ââÅ¡¬ÃƒÆ’…Volume perdagangan tersebut mengalami penurunan dibandingkan dengan volume perdagangan di hari Kamis, yang senilai Rp9,80 triliun,ââÅ¡¬ ujar analis fixed income MNc Securities, I Made Adi Saputra kepada Pasardana.id, di Jakarta, Senin (13/2/2017).
Dijelaskan, Obligasi Negara seri FR0070 menjadi Surat Utang Negara dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp880,45 miliar dari 27 kali transaksi di harga rata - rata 104,59% dan diikuti oleh perdagangan Obligasi Negara seri FR059 senilai Rp851,40 miliar dari 52 kali transaksi di harga rata - rata 96,59%.
Sementara itu, dari perdagangan obligasi korporasi, volume perdagangan yang dilaporkan senilai Rp250,32 miliar dari 26 seri obligasi korporasi yang diperdagangkan.
Obligasi Berkelanjutan I OCBC NISP Tahap II Tahun 2015 Seri C (NISP01CCN2) menjadi obligasi korporasi dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp60 miliar dari 3 kali transaksi dan diikuti oleh perdagangan Sukuk Ijarah Berkelanjutan I Indosat Tahap I Tahun 2014 Seri A (SIISAT01ACN1) senilai Rp36 miliar dari 7 kali transaksi di harga rata - rata 101,76%.
Sedangkan nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika ditutup melemah sebesar 17,00 pts (0,13%) pada level 13312,00 per dollar Amerika setelah bergerak dengan mengalami pelemahan sepanjang sesi perdagangan pada kisaran 13297,00 hingga 13331,00 per dollar Amerika.
Menurut I Made, pelemahan nilai tukar rupiah tersebut terjadi seiring dengan pelemahan mata uang regional terhadap dollar Amerika di tengah menguatnya dollar Amerika terhadap mata uang utama dunia setelah Presiden Donald Trump menyatakan akan mengeluarkan kebijakan pajak yang akan disampaikan dalam dua hingga tiga pekan kedepan.
Won Korea Selatan (KRW) memimpin pelemahan mata uang regional yang diikuti oleh Baht Thailand (THB) dan Yen Jepang (JPY).
Dalam sepekan terakhir, lanjut I Made, mata uang regional juga cenderung mengalami pelemahan terhadap dollar Amerika, dengan dipimpin oleh Dollar Singapura (SGD) dan Yen Jepang (JPY).
Adapun mata uang Rupee India (INR) dalam sepekan ditutup menguat terhadap dollar Amerika setelah Bank Sentral India (RBI) memutuskan untuk mempertahankan suku bunga acuannya.

