BEI Timbang Dua Cara Kurangi Pembentukan Harga Bawah Jelang Penutupan

foto : istimewa

Pasardana.id - PT Bursa Efek Indonesia (BEI) masih mencari cara yang tepat untuk meredam pengaruh marking the close down atau pembentukan harga kebawah pada saat jelang penutupan perdagangan (pre closing) sore hari. Pasalnya, BEI mencatat ada beberapa kali terjadi penurunan IHSG setelah seharian berada di zona hijau.

Direktur Utama BEI, Tito Sulistio mengatakan, pergerakan IHSG pada jelang penutupan bergerak sangat dinamis dan belum diatur sebagaimana di negara - negara lain.

"Sementara di Thailand misalnya, menerapkan penutupan acak dan Malaysia menerapkan sistem open," ujar dia dikantornya, Jakarta, Jumat (10/2/2017).

Menurutnya, kedua cara tersebut masih dikaji lebih jauh mana yang lebih cocok untuk diterapkan di Bursa Efek Indonesia.

"Beri kami waktu untuk mengkajinya," ujar dia.

Lebih lanjut ia menjelaskan, jika menerapkan sistem terbuka, maka BEI akan menilai jika terjadi penurunan IHSG karena pembentukan harga kebawah, maka akan ditaksir pembentukan harga setiap menitnya. Sehingga BEI akan mengetahui harga dan dilakukan oleh siapa.

"Kalau ada kejadian saja kami akan open transaksi penawaran jelang penutupan menit permenit-nya," ujar dia.

Sedangkan cara kedua, lanjut Tito, dengan cara acak menentukan batas akhir (cut off) penghitungan IHSG. Sehingga, BEI dapat saja menentukan cut off dimasa waktu pre closing hingga pukul 16.00. Walaupun terjadi transaksi setelah cut off maka transaksi tersebut tidak masuk dalam perhitungan IHSG.

"Bisa saja perhitunga penutupan IHSG pukul 15.57 WIB  atau 15.59 WIB," ujar dia.

Namun untuk cara terakhir ini, BEI harus merubah ketentuan internal terkait tata cara penghitungan IHSG.