ANALIS MARKET (11/12/2017) : Masih Cenderung Sideways, Namun Pergerakan IHSG Mulai Mencoba Naik
Pasardana.id “ Riset harian Kiwoom Sekuritas menyebutkan, meskipun masih cenderung sideways, namun pergerakan indeks harga saham gabungan (IHSG) sudah mulai menunjukkan momentum yang positif untuk mencoba naik keatas resistance MA20-nya.
Support diperkirakan berada di level 5,945 dan resistance di level 6,065, sebut analis Kiwoom Sekuritas yang dilansir dari laman resminya, Senin (11/12/2017).
Beberapa factor turut mendasari prediksi ini, antara lain; dari eksternal, Indeks saham AS bergerak lebih tinggi pada akhir pekan setelah data Non Farm Payroll menunjukkan pertumbuhan diatas estimasi. Inggris dan Uni Eropa akhirnya menyepakati syarat-syarat awal pemisahan.
Adapun Indeks Nikkei 225, Kospi, dan All Ordinaries dibuka lebih tinggi pagi ini.
Selain itu, beberapa factor dan kondisi domestik serta aksi korporasi dari emiten, juga layak dicermati pelaku pasar diperdagangan hari ini, antara lain;
Ekonomi Indonesia
Pada tahun 2018 mendatang Pemerintah menargetkan penerima Program Keluarga Harapan mencapai 10 Juta keluarga (dari 6 Juta target tahun ini), dengan menaikkan anggaran Bansos dan safeguarding menjadi Rp 17,259 Triliun (dari Rp 12,639 Triliun tahun ini). Bantuan Pangan Non Tunai, Subsidi Rastra, serta Dana Desa juga masih akan ditingkatkan penetrasinya.
ADHI - Pembiayaan proyek LRT
Rapat koordinasi tingkat menteri 7 Desember yang dihadiri oleh Menko Maritim, Menteri BUMN, Menkeu dan Menhub memutuskan bahwa pendanaan LRT Jabodetabek akan tetap menggunakan struktur lama yang merujuk ke Perpres No 49/2017 tentang percepatan penyelenggaraan LRT terintegrasi di Wilayah Jabodebek sekaligus menolak usulan Menteri BUMN untuk membentuk perusahaan patungan untuk membiayai kebutuhan pendanaan proyek senilai Rp 29.9 Triliun.
PT KAI akan tetap bertugas sebagai penyelenggara prasarana dan sarana sekaligus sebagai investor utama dalam proyek ini, sedangkan ADHI diminta untuk berinvestasi di sebagian prasarana proyek LRT.
ASII - Berniat menjadi operator Pelabuhan Patimban, Subang
Berdasarkan perjanjian, investor Jepang sebagai penyedia pendanaan akan diberi porsi hingga 49% saham Pelabuhan Patimban (Subang, Jawa Barat), sedangkan investor lokal 51%, dimana PT Astratel Nusantara yang merupakan anak usaha PT Astra International (ASII) berencana menguasai hingga 26% dengan membentuk konsorsium bersama perusahaan lainnya. Sedangkan 25% sisanya akan menjadi jatah perusahaan milik negara.
Peluang Astra cukup besar mengingat sebelumnya telah memiliki 45% saham jalan tol Cipali yang merupakan akses menuju pelabuhan ini, yang direncanakan untuk memiliki port khusus bagi ekspor kendaraan bermotor. Beberapa pabrik kendaraan bermotor milik Astra juga terdapat di kawasan tersebut.
CTRA - Target marketing sales 2018
PT Ciputra Development (CTRA) menargetkan marketing sales pada tahun depan masih akan sama dengan tahun ini senilai Rp 8.4 Triliun. Tahun depan, CTRA berencana membangun perumahan beserta fasilitasnya di atas lahan seluas 45 Ha di Jayapura (Papua). Apabila CTRA mendapatkan izin maka tahap pertama Citraland Jayapura akan dibangun 500 rumah.
Selain di Papua, CTRA juga berencana menggarap proyek di wilayah Timur Jakarta, Citraland CIty Jakarta dengan luas lahan 13.5 Ha dimana akan dibangun 15 tower apartemen dengan 12,000 unit yang ditujukan untuk kelas menengah.
INDY- Penyelesaian akuisisi Kideco
PT Indika Energy (INDY) bersama anak usaha, PT Indika Inti Corporindo menyelesaikan transaksi pembelian sebanyak 45% saham PT Kideco Jaya Agung dari Samtan Co Ltd dan PT Muji Inti Utama, setelah perseroan merealisasikan pembayaran akuisisi senilai US$ 517.5 Juta dan seluruh persyaratan dalam perjanjian pembelian saham sudah terpenuhi pihak penjual. Penambahan saham Kideco merupakan langkah penting yang akan memberikan nilai tambah signifikan bagi pendapatan perseroan.
PTBA, TPIA - Gasifikasi batubara
PT Bukit Asam bersama dengan PT Chandra Asri Petrochemical (TPIA), Pertamina, dan Pupuk Indonesia menargetkan pembangunan Bukit Asam Coal Based Industrial Estate di Tanjung Enim (Sumsel) yang akan memproduksi gas dari batubara, akan dimulai paling lambat awal 2019.
Batubara PTBA yang berkalori rendah akan diubah menjadi syngas yang akan menjadi bahan baku produksi dimethyl ether (DME), urea, dan polipropilena, untuk dijual langsung kepada Pertamina, Pupuk Indonesia, dan TPIA sebagai pembeli siaga.

