ANALIS MARKET (14/11/2017) : Tekanan Jual Masih Cukup Besar, Waspadai Rebound

foto : ilustrasi (ist)

Pasardana.id - Riset harian Kiwoom Sekuritas menyebutkan, bahwa tekanan jual pada indeks harga saham gabungan (IHSG) masih cukup besar, namun penurunan masih terbatas pada support di level 5,960 dan resistance di level 6,080.

“Kondisi tersebut dapat berbalik rebound," sebut analis Kiwoom Sekuritas yang dilansir dari laman resminya, Selasa (14/11/2017).

Sebelumnya, Indeks Dow Jones, S&P 500, dan Nasdaq ditutup naik, semalam (13/11). Namun investor masih mewaspadai potensi terhambatnya implementasi reformasi pajak korporasi AS setelah Senat mengajukan usulan untuk menundanya hingga setahun ke depan.  

Adapun Indeks Nikkei 225 dibuka naik pagi ini, sementara Kospi dan All Ordinaries turun. 

Lebih lanjut, riset juga menyebutkan beberapa sentimen yang layak dicermati pelaku pasar diperdagangan hari ini, antara lain;

MSCI Index Rebalancing
MSCI Global Standard Index menambahkan BBTN, dan mengeluarkan LPKR, MNCN, SMRA dari komposisinya. Sementara MSCI Global Small Cap Index menambahkan INDY, IIKP, LPKR, MNCN, BKSL, SMRA, TOPS, dan mengeluarkan BBTN, GIAA, SMCB, MPPA, SMBR, SSIA, AISA. Implementasi akan dilakukan setelah penutupan 30 November mendatang. 

ASII - Memperbesar capex segmen property
Setelah mengembangkan Anandamaya Residence di dalam kompleks Astra Tower Sudirman yang ditargetkan selesai tahun depan, serta kerjasama dengan PT. Modernland Realty (MDLN) untuk pengembangan perumahan Astra Modernland di Jakarta Timur, PT. Astra International berencana menambah belanja modal ke segmen properti dengan mengembangkan Apartemen Arumaya di TB Simatupang untuk segmen menengah-atas. Grand launching akhir tahun ini. Pemasaran unit telah dilakukan.

ARNA - Tambah kapasitas pabrik
PT Arwana Citramulia berencana menambah kapasitas produksi pabrik IV Palembang sebesar 7 juta meter persegi keramik per tahun, yang akan menggenapi total kapasitas pabrik IV menjadi 15 juta m2 keramik per tahun mulai 1Q 2018. Perseroan menganggarkan dana untuk belanja mesin produksi senilai Rp 200 Miliar yang berasal dari dana kas.

PTPP - Mengembangkan Kawasan Wisata Teluk Nipah
PT. PP (PTPP) bersama 2 BUMN lainnya yaitu PT. Perkebunan Nusantara VII sebagai pemilik lahan dan pemegang izin, serta PT. Patra Jasa sebagai operator pengelola akan mengembangkan Kawasan Wisata Teluk Nipah di Lampung seluas lebih dari 820 hektar.

BBCA - Kredit siap tumbuh 15%
Presdir PT. Bank Central Asia (BBCA) Jahja Setiaatmadja menyatakan kesiapannya untuk memenuhi permintaan kredit yang diperkirakan dapat meningkat tahun depan hingga 15% meskipun telah menetapkan target konservatif 8% - 9%. Adapun hingga September 2017 perseroan telah mencapai pertumbuhan kredit 13.9%Yoy.

DGIK - Kontrak baru konstruksi tambang emas
PT Nusa Konstruksi Enjiniring (DGIK) mendapatkan kontrak baru berupa konstruksi tambang emas dan tembaga di Tujuh Bukit atau Gunung Tumpang Pitu, Banyuwangi, bersama dengan mitra bisnis patungan asal Australia, Macmahon Holding Limited.

Sebelumnya, kedua perusahaan sudah mengerjakan konstruksi tambang emas di Martabe (Sumatra Utara). Dari kedua proyek konstruksi tambang emas, perusahaan patungan tersebut meraih kontrak senilai US$ 190 Juta.

KMTR - Belanja modal
PT Kirana Megatara (KMTR) mengalokasikan belanja modal tahun 2018 sebesar Rp 170 Miliar. Sekitar Rp 130 Miliar dana belanja modal akan dialokasikan untuk membangun pabrik, yang direncanakan dapat beroperasi pada tahun 2018 dan sisa dana belanja modal akan digunakan untuk maintenance.

Saat ini, perseroan memiliki 14 pabrik dan akan segera bertambah menjadi 15 pada tahun 2018. Dengan operasionalnya pabrik ke 15 perseroan dapat menaikan kapasitas produksi dari 720 ribu ton menjadi 750 ribu ton per tahun mulai tahun 2018.