MARKET REVIEW Kamis (05/01/2017)
Pasardana.id - Dalam paparan risetnya yang diterima Pasardana.id, di Jakarta, Kamis, 05 Januari 2017, Research & Analyst PT Corfina Capital, Putu Wahyu Suryawan menyoroti beberapa faktor yang diprediksi dapat mempengaruhi pola perdagangan di lantai Bursa Efek Indonesia pada hari ini, Kamis (5/1/2017).
Beberapa faktor yang dimaksud, terangkum dalam market review berikut ini;
Wall Street Review
Bursa Wall Street ditutup mengalami penguatan, dimana Dow Jones tercatat menguat +0.30% pada level 19,942.16, S&P 500 tercatat menguat +0.57% pada level 2,270.75 dan Nasdaq tercatat mengalami penguatan +0.88% pada level 5,477.00.
EIDO yang merupakan Indeks Benchmark saham - saham Indonesia mengalami penguatan sebesar +0.74% pada level 24.49.
Penguatan Bursa Wall Street terjadi setelah rilis notulen rapat The Fed yang telah berlangsung pada bulan Desember lalu.
Dalam hasilnya walaupun semua anggota The Fed setuju bahwa petumbuhan ekonomi Amerika Serikat akan mengalami percepatan, namun anggota The Fed juga khawatir akan kenaikan suku bunga acuan Amerika Serikat yang cenderung akan dipaksakan pada tahun 2017 seiring percepatan pertumbuhan ekonomi dan meningkatnya angka inflasi Amerika Serikat.
Dengan adanya perkiraan percepatan kenaikan suku bunga acuan Amerika Serikat, maka Dollar Amerika Serikat diperkirakan akan kembali menguat tajam.
Anggota The Fed secara keseluruhan berpendapat bahwa pada tahun 2017 ini kenaikan suku bunga The Fed akan berlangsung tiga kali dan target jangka panjang dari kenaikan suku bunga The Fed akan berada pada level 3%.
Yield obligasi Pemerintah Amerika Serikat dengan term 10 tahun mengalami penurunan pada level 2.435% dan Indeks Dollar Amerika Serikat mengalami pelemahan sebesar -0.57% pada level 102.110.setelah menguat pada level tertinggi dalam 14 tahun terakhir.
Komoditi
Harga minyak mentah dunia mengalami technical rebound pada satu hari perdagangan kemarin, dimana minyak WTI tercatat menguat sebesar +1.41% pada level 53.07 USD/barel dan minyak Brent mengalami penguatan sebesar +1.42% pada level 56.26 USD/barel.
Harga Emas mengalami penguatan sebesar +0.61% pada level 1,170.71, harga batu bara untuk kontrak bulan Maret 2017 mengalami penurunan sebesar -0.86% level 86.40 USD/metric tonnes.
Untuk harga CPO berdasarkan MPOC tercatat mengalami pelemahan -0.70% pada level 3,141 RM/metric tonnes. Harga tembaga mengalami penguatan tipis +0.06% pada level 255.80 USD/lb.
Selain technical rebound terjadi pada harga minyak mentah dunia, penguatan juga didukung oleh proyeksi consensus mengenai cadangan minyak Amerika Serikat yang mengalami penurunan pada level -2.152 juta barel, yang akan diumumkan pada pekan ini.
Eropa
Dari Eropa, data Inflasi bulan Desember tercatat sebesar 1.1% YoY, lebih tinggi dari bulan sebelumnya yang tercatat sebesar 0.6% YoY, dan Inflasi inti pada bulan Desember tercatat sebesar 0.9% YoY, lebih tinggi dari bulan sebelumnya yang tercatat sebesar 0.8% YoY.
Indonesia Market
Dari dalam negeri, Rupiah mengalami penguatan terhadap Dollar Amerika Serikat, dimana pada perdagangan kemarin Rupiah menguat tipis sebesar +0.05% pada level 13,478 menurut kurs tengah Bank Indonesia.
Penguatan terjadi hanya karena Dollar Amerika Serikat yang mengalami pelemahan pasca mencapai level tertingginya dalam 14 tahun terakhir.
Pada Rabu, 04 Januari 2017 Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tercatat mengalami penguatan +25.212 poin atau +0.478% pada level 5,301.183.
Pada awal sesi perdagangan IHSG secara dominan berada pada zona merah karena beberapa sentiment negative dalam negeri dan pelemahan harga minyak mentah dunia, tetapi pada sesi kedua IHSG mengalami technical rebound dan berhasil ditutup di teritori positif, dengan penguatan tertinggi ditopang oleh sektor Konsumer dan Properti. Disisi lain Investor asing mencatatkan net sell dalam jumlah yang cukup besar yaitu 334.5 Milyar.
Sentimet positif yang mempengaruhi pergerakan IHSG adalah data inflasi Indonesia pada akhir tahun 2016 yang tercatat rendah, sentiment lainnya, investor cenderung akan mempertimbangkan realisasi dari kebijakan Donald Trump yang diperkirakan akan berdampak pada pasar emerging market khususnya Indonesia.
Pelemahan Dollar Amerika Serikat bisa dijadikan momentum untuk Rupiah mengalami penguatan, namun rencana kenaikan suku bunga The Fed yang diperkirakan akan lebih cepat akan cenderung membebani laju IHSG, dimana Investor asing juga terus mencatatkan penjualan pada IHSG.
Investor harus tetap waspada dan bijak mengambil keputusan.
IHSG diperkirakan akan mengalami kenaikan pada hari ini, namun bersifat terbatas, dan IHSG diperkirakan akan bergerak pada level 5,230 - 5,330.

