MARKET REVIEW Rabu (4/1/2017)
Pasardana.id - Dalam paparan risetnya yang diterima Pasardana.id, di Jakarta, Rabu (4/1/2017), Research & Analyst PT Corfina Capital, Putu Wahyu Suryawan menyoroti beberapa faktor yang diperkirakan dapat mempengaruhi pola perdagangan di lantai Bursa Efek Indonesia, pada perdagangan hari ini, Rabu (4/1/2017).
Beberapa faktor yang dimaksud, terangkum dalam market review berikut ini;
Wall Street Review
Bursa Wall Street ditutup mengalami penguatan pada awal perdagangan tahun 2017. Dow Jones tercatat menguat +0.60% pada level 19,881.76, S&P 500 tercatat menguat +0.85% pada level 2,257.83 dan Nasdaq tercatat mengalami penguatan +0.85% pada level 5,429.09.
EIDO yang merupakan Indeks Benchmark saham - saham Indonesia mengalami pelemahan sebesar +0.75% pada level 24.31.
Penguatan Bursa Wall Street terjadi setelah rilis data ekonomi yang cukup memuaskan dan membuat Investor lebih yakin dengan percepatan ekonomi yang akan direalisasikan oleh Donald Trump.
Data Market Manufacturing PMI Final pada bulan Desember tercatat sebesar 54.3, lebih tinggi dari bulan sebelumnya yang tercatat sebesar 54.1 dan ISM Manufacturing PMI bulan Desember tercatat sebesar 54.7, lebih tinggi dari bulan sebelumnya yang tercatat sebesar 53.2.
Yield obligasi Pemerintah Amerika Serikat dengan term 10 tahun masih belum bergerak signifikan dan tetap pada level 2.45% dan Indeks Dollar Amerika Serikat mengalami penguatan sebesar +0.42% pada level 103.210.
Penguatan Dollar Amerika Serikat merupakan penguatan pada level tertinggi dalam 14 tahun terakhir, karena ekspansi dari data manufaktur yang lebih baik.
Komoditi
Harga minyak mentah dunia mengalami penurunan cukup dalam dari level tertinggi yang telah berhasil dicapai dalam 18 bulan terakhir, minyak WTI tercatat melemah sebesar -2.36% pada level 52.45 USD/barel dan minyak Brent mengalami penurunan sebesar -2.09 pada level 55.63 USD/barel.
Harga Emas mengalami pelemahan sebesar -0.17% pada level 1,156.87, harga batu bara untuk kontrak bulan Maret 2017 mengalami penurunan sebesar -2.79% level 87.15 USD/metric tonnes.
Untuk harga CPO berdasarkan MPOC tercatat mengalami penguatan +1.84% pada level 3,163 RM/metric tonnes. Harga tembaga mengalami penguatan +0.10% pada level 249.15 USD/lb.
Pelemahan yang terjadi pada harga minyak mentah dunia lebih disebabkan oleh keraguan investor akan kemampuan OPEC dan anggota non-OPEC dalam menstabilkan harga minyak mentah dunia, selain itu pasar sudah terlalu tinggi berekspektasi dan harga sudah melambung sebelum pemangkasan output produksi direalisasikan.
Eropa dan Asia
Dari Eropa, data Market Manufacturing PMI Final pada bulan Desember mengalami kenaikan pada level 54.9, dari bulan sebelumnya yang tercatat sebesar 53.7, begitu pula dari Asia, dimana data manufaktur Jepang dan Tiongkok tercatat cukup positif.
Data Nikkei Manufacturing PMI Final bulan Desember untuk Jepang tercatat sebesar 52.4, lebih tinggi dari bulan sebelumnya yang tercatat sebesar 51.3 dan data Caixin Manufacturing PMI bulan Desember untuk Tiongkok tercatat sebesar 51.9, lebih tinggi dari bulan sebelumnya yang tercatat sebesar 50.9.
Indonesia Market
Dari dalam negeri, beberapa data ekonomi telah rilis dan diperkirakan akan mempengaruhi pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan pada hari ini, diantaranya Nikkei Manufacturing PMI untuk bulan Desember mengalami penurunan pada level 49.0, dari bulan sebelumnya yang tercatat sebesar 49.7.
Inflasi bulan Desember tercatat sebesar 0.42% MoM, maka dengan begitu Inflasi tahunan tercatat sebesar 3.02% YTD.
Data pengunjung wisatawan mancanegara pada bulan November mengalami peningkatan 19.98% YoY atau menembus angka 1 juta kunjungan.
Rupiah terus mengalami pelemahan terhadap Dollar Amerika Serikat, dimana pada perdagangan kemarin Rupiah melemah sebesar -0.36% pada level 13,485 menurut kurs tengah Bank Indonesia. Pelemahan diperkirakan akan berlanjut sebagai imbas dari penguatan Dollar Amerika Serikat.
Pada Selasa, 03 Januari 2017 Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tercatat mengalami pelemahan -20.740 poin atau -0.392% pada level 5,275.971.
Pelemahan terjadi karena berbagai issue negatif dari dalam negeri baik dari segi ekonomi maupun politik, seperti diketahui JP Morgan melakukan downgrade untuk kondisi perekonomian Indonesia dan juga sidang perkara penodaan agama yang digelar kemarin membuat IHSG terkoreksi. Investor asing mencatatkan net sell sebesar 77.4 Milyar.
Dengan adanya beberapa sentiment yang masih belum menunjukkan tanda - tanda positif, seperti penguatan Dollar Amerika Serikat yang akan menjadi pemberat pelemahan Rupiah juga diperkirakan berdampak pada pelemahan IHSG pada hari ini, data manufaktur Indonesia juga tidak sebaik Amerika, Eropa, Jepang dan Tiongkok.
IHSG masih rentan terkoreksi dan pada hari ini IHSG diperkirakan akan bergerak pada range harga 5,230 - 5,330.

