Cadangan Kredit Bermasalah Sampai 170%, Laba BBRI Hanya Tumbuh 1,98%

foto : istimewa

Pasardana.id - PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) mencatatkan laba bersih telah audited hanya bank tahun 2016 sebesar Rp25,7 triliun, atau hanya tumbuh tipis sebesar 1,98% dari laba bersih tahun 2015 sebesar Rp25,2 triliun.

Pertumbuhan malu-malu dari laba bersih itu, lebih disebabkan oleh peningkatan CKPN (Cadangan Penurunan Nilai Keuangan).

Wakil Direktur BBRI, Sunarso mengelak jika laba bersih BBRI mengalami penurunan pertumbuhan sebab selama ini masih dalam pertumbuhan positif. Namun, jika menilik laba bersih secara konsolidasi tercatat sebesar Rp 26,2 triliun.

"Kenapa hanya tumbuh 2%, karena pencadangan rasio kredit bermasalah kami naikan menjadi 170%," terang dia, di gedung BRI II, Jakarta, Selasa (31/12017).

Ia menjelaskan, peningkatan CKPN tersebut sebagai bukti manajemen menjalankan bank terbesar dari sisi aset di Indonesia dengan prinsip kehati-hatian. Hal itu akan terus dijalankan pada tahun ini.

"Tahun ini pun kami hanya memasang target pertumbuhan laba bersih hanya 3%-5%," kata dia.

Sementara itu, Direktur Utama BBRI, Asmawi Syam menyatakan, perolehan laba bersih itu tidak terlepas dari pertumbuhan kredit sebesar 13,8 % menjadi Rp635,3 triliun pada akhir 2016.

Pertumbuhan itu lebih tinggi dibanding pertumbuhan kredit perbankan nasional per Nopember 2016 sebesar 8,48%.

Sedangkan dari Dana Pihak Ketiga (DPK), lanjut Syam, pada akhir 2016 tercatat sebesar Rp723,8 triliun atau tumbuh 12,6% dibanding akhir 2015 yang tercatat sebesar Rp642,7 triliun.

Dengan demikian, persero mencatatkan pendapatan sebesar Rp107,5 triliun.

"Pendapatan itu juga ditopang oleh pendapatan jasa yang tumbuh 26% menjadi 9,2%," terang dia.

Adapun aset BBRI, menembus angka Rp1003,6 triliun atau naik 14,3 % dibanding akhir 2015 yang tercatat sebesar Rp878,4 triliun.