Volume Perdagangan SUN Pada Perdagangan Kemarin Senilai Rp4,73 Triliun Dari 41 Seri

foto : istimewa

Pasardana.id ââÅ¡¬“ Dalam laporan riset harian yang diterima Pasardana.id, di Jakarta, Rabu (7/9/2016), analis fixed income MNC Securities, I Made Adi Saputra kepada Pasardana.id, di Jakarta, Rabu (7/9/2016) mengungkapkan bahwa volume perdagangan Surat Utang Negara yang dilaporkan pada perdagangan Selasa (6/9/2016) kemarin, tercatat senilai Rp4,73 triliun dari 41 seri Surat Utang Negara yang diperdagangkan dimana untuk seri acuan volume perdagangan yang dilaporkan senilai Rp1,52 triliun.

ââÅ¡¬ÃƒÆ’…Obligasi Negara seri FR0053 menjadi Surat Utang Negara dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp658,94 miliar dari 38 kali transaksi dengan harga rata - rata di level 106,69% dan tingkat imbal hasilnya sebesar 6,61%,ââÅ¡¬ jelas I Made. 

Sementara itu, Project Based Sukuk seri PBS011 menjadi Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp429 miliar dari 33 kali transaksi di harga rata - rata 109,06% dengan tingkat imbal hasil sebesar 7,07%.

Adapun dari perdagangan obligasi korporasi, volume perdagangan yang dilaporkan senilai Rp806,54 miliar dari 28 seri obligasi korporasi yang diperdagangkan.

Obligasi Berkelanjutan Indonesia Eximbank III Tahap II Tahun 2016 Seri A (BEXI03ACN2) menjadi obligasi korporasi dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp210 miliar dari 7 kali transaksi di harga rata - rata 100% dengan tingkat imbal hasil sebesar 7,249% dan diikuti oleh Obligasi Berkelanjutan I MNC Kapital Indonesia Tahap I Tahun 2013 (BCAP01CN1) senilai Rp164 miliar dari 4 kali trnsaksi di harga 100,00% dan tingkat imbal hasilnya sebesar 11,99%.

Sementara itu, nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika kembali ditutup menguat pada level 13127,00 per dollar Amerika, mengalami penguatan sebesar 29,00 pts (0,22%) dibandingkan dengan level penutupan sebelumnya. Bergerak pada kisaran 13106,00 hingga 13188,00 per dollar Amerika, nilai tukar rupiah sempat mengalami pelemahan di awal perdagangan meskipun kemudian cenderung bergerak menguat hingga akhir sesi perdagangan seiring dengan kecenderungan mata uang regional yang juga menguat terhadap dollar Amerika. Penguatan mata uang regional dipimpin oleh Rupee India (INR) dan diikuti oleh Dollar Taiwan (TWD).

Adapun mata uang regional yang terlihat melemah pada perdagangan kemarin adalah Ringgit Malaysia (MYR) dan diikuti oleh Peso Philippina (PHP).

Selain itu, dari perdagangan Surat Utang Negara dengan denominasi mata uang dollar Amerika, pada perdagangan di hari Selasa (6/9/2016) kemarin, harganya juga mengalami kenaikan pada hampir keseluruhan seri sehingga turut mendorong terjadinya penurunan imbal hasil.

Imbal hasil dari INDO-26 dan INDO-46 masing - masing mengalami penurunan sebesar 4 bps pada level 3,337% dan 4,361% setelah keduanya mengalami kenaikan harga sebesar 30 bps dan 80 bps.

Adapun imbal hasil dari INDO-20 mengalami penurunan yang kurang dari 1 bps pada level 2,15%.