ANALIS : Indeks Masih Berfluktuasi, Investor Jalankan Strategi Trading Jangka Pendek

foto : istimewa

Pasardana.id - Dalam laporan riset hariannya yang diterima Pasardana.id, di Jakarta, Rabu (7/9/2016), Research & Analyst PT Corfina Capital, Putu Wahyu Suryawan mengungkapkan bahwa Bursa Wall Street ditutup mengalami penguatan, Dow Jones tercatat menguat +0.25% pada level 18,538.12, S&P 500 tercatat menguat +0.30% pada level 2,186.48 dan Nasdaq tercatat menguat +0.50% pada level 5,275.91.

"Penguatan Bursa Wall Street kembali dipengaruhi oleh melemahnya data ekonomi Amerika Serikat dan probabilitas The Fed menaikkan suku bunga acuan pada bulan September hanya sebesar 24%," ujar Putu.

Lebih lanjut dijelaskan, Investor masih berekspektasi bahwa The Fed akan menunda kenaikan suku bunga acuan Amerika Serikat, Karena memang sejak Jumat pekan lalu, data ekonomi Amerika Serikat mengalami pelemahan dan setelah hari libur buruh nasional Amerika Serikat, data ekonomi Amerika Serikat kembali mengalami pelemahan, diantaranya :

Data Indeks Tenaga Kerja yang dirilis oleh The Fed sendiri mengalami kenjatuhan menjadi -0.7 pada bulan Agustus, padahal pada bulan sebelumnya mampu tercatat sebesar 1.00.

Data Indeks Optimis dari Ekonomi Amerika Serikat juga mengalami penurunan menjadi 46.7 pada bulan September, lebih rendah dari bulan sebelumnya yang tercatat sebesar 48.4.

ISM Non-Manufacturing Business Activity pada bulan Agustus mengalami pelemahan menjadi 51.8, dari bulan sebelumnya yang tercatat sebesar 59.3 dan ISM Non-Manufacturing PMI pada bulan Agustus tercatat hanya sebesar 51.4, dari bulan sebelumnya yang tercatat sebesar 55.5.

Sebagian data diatas merupakan suatu konfirmasi bahwa pasar berharap agar The Fed menjaga suku bunga acuan pada level 0.50% dalam jangka waktu yang relatif lebih lama.

Harga minyak mentah dunia mengalami konsolidasi, dimana minyak WTI tercatat menguat sebesar +0.92% pada level 44.85 USD/barel, tetapi minyak Brent mengalami pelemahan sebesar -0.78% pada level 47.26 USD/barel.

Konsolidasi terjadi dikarenakan Investor sedikit mengambil nafas panjang setelah kenaikan harga minyak yang cukup tinggi sejak pekan lalu, dan Investor masih menunggu fakta kesepatakan dari pertemuan negara - negara OPEC dan negara - negara Non-Opec mengenai pembekuan produksi untuk menjaga agar harga minyak mentah dunia tetap stabil.

"Saat ini masih muncul perdebatan, dimana Rusia mendukung untuk memberikan periode pemangkasan produksi, tetapi juga masih menunggu kepastian statement dari Iran dan Arab Saudi," ungkap Putu.

Dari Eropa, pertumbuhan GDP pada kuartal III 2016 tercatat sebesar 0.3% QoQ, sesuai estimasi pasar namun lebih rendah dari kuartal sebelumnya yang tercatat sebesar 0.5% dan secara tahunan pertumbuhan GDP tercatat sebesar 1.6% YoY, lebih rendah dari kuartal sebelumnya yang tercatat sebesar 1.7%.

Dengan adanya rilis data tersebut maka kita bisa melihat bahwa pertumbuhan ekonomi Eropa masih dalam kondisi melemah. Disisi lain Retail PMI Eropa tercatat sebesar 51 pada bulan Agustus, lebih tinggi dari bulan sebelumnya yang tercatat sebesar 48.9.

Dari dalam negeri, Investor tengah menunggu data cadangan devisa bulan Agustus yang akan diumumkan pada hari ini, positif atau tidaknya data tersebut akan menjadi sentiment pergerakan IHSG, dimana pada data sebelumnya, yaitu data Indeks Kepercayaan Konsumen bulan Agustus telah mengalami pelemahan menjadi 113.3 lebih rendah dari bulan sebelumnya yang tercatat sebesar 114.2.

Investor juga terus mengamati perkembangan realisasi Tax Amnesty, dimana terlihat bahwa perkembangan Tax Amnesty terlihat cukup lambat. Tetapi data terakhir tercatat dana tebusan saat ini sudah sebesar Rp 5.28 Triliun atau 3.2% dari target pemerintah yang sebesar 165 Triliun, Jumlah Harta yang telah dilaporkan adalah sebesar Rp 245.9 Triliun dari 34,859 wajib pajak, tetapi dana repatriasi belum juga mengalami peningkatan signifikan dan masih sebesar Rp 13.9 Triliun.

"Melihat dari data diatas, dimana Bursa Wall Street tercatat positif dan spekulasi atau probabilitas The Fed menaikkan suku bunga acuan Amerika Serikat pada bulan September hanya sebesar 24%, maka kami memperkirakan bahwa pergerakan IHSG pada hari ini ikut terimbas sentiment tersebut dan IHSG dapat mengalami penguatan namun bersifat terbatas, karena memang kami melihat pergerakan IHSG masih sangat fluktuatif, apabila dilihat dari pergerakan kemarin, IHSG hampir pada seluruh jam perdagangan berada pada zona merah, namun pada akhir sesi kembali ditarik menguat pada zona positif dengan net buy Investor asing sebesar Rp 155.2 Milyar," paparnya.

Fluktuasi IHSG yang terjadi masih dikarenakan kuatnya aksi profit taking dan Investor memilih menunggu data ekonomi yang cukup stabil untuk memastikan kembali berinvestasi pada IHSG.

"Indeks kami perkirakan akan bergerak pada range 5,340 - 5,400," ujar Putu.

"Kami menyarankan dalam kondisi ini, Investor dapat memanfaatkan momentum dengan trading jangka pendek saja yaitu strategi buy on weakness," jelasnya lagi.

Adapun saham-saham yang layak dicermati hari ini antara lain; SMRA, TLKM, BSDE, BBRI dan BBNI.