ANALIS : Seluruh Data Fundamental Ekonomi Positif, Indeks Bakal Menguat

foto : istimewa

Pasardana.id - Dalam laporan riset hariannya yang diterima Pasardana.id, di Jakarta, Senin (5/9/2016), Research & Analyst PT Corfina Capital, Putu Wahyu Suryawan mengungkapkan bahwa ragam sentiment baik dari global dan domestik masih dominan mempengaruhi pergerakan Indeks di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada perdagangan hari ini, Senin (5/9/2016).

Dijelaskan, bursa Wall Street ditutup mengalami penguatan, Dow Jones tercatat menguat +0.39% pada level 18,491.96, S&P 500 tercatat menguat +0.42% pada level 2,179.98 dan Nasdaq tercatat menguat +0.43% pada level 5,249.90.

Penguatan bursa Wall Street dipengaruhi oleh ekspektasi pertimbangan ulang The Fed untuk menaikkan suku bunga acuan Amerika Serikat pada bulan September, The Fed diharapkan untuk mempertimbangkan secara matang kebijakan tersebut, mengingat data ekonomi yang dirilis pada hari Jumat dibawah ekspektasi pasar atau mengalami pelemahan.

Data Average Hourly Earnings Amerika Serikat pada bulan Agustus tercatat hanya tumbuh 0.1% MoM, lebih rendah dari bulan sebelumnya yang tercatat tumbuh sebesar 0.3% MoM.

Data Manufacturing Payrolls Amerika Serikat pada bulan Agustus tercatat -14.000 jauh lebih rendah dari bulan sebelumnya yang tercatat sebesar 6.000 dan Non Farm Payrolls Amerika Serikat pada bulan Agustus tercatat hanya sebesar 151.000, lebih rendah dari bulan sebelumnya yang tercatat sebesar 225.000.

"Unemployment rate Amerika Serikat tercatat stagnan sebesar 4.9% pada bulan Agustus," ujar Putu.

Ditambahkan, kendati data pembayaran tenaga kerja mengalami pelemahan, tetapi data neraca perdagangan Amerika Serikat pada bulan Juli tercatat mengalami perbaikan sebesar $-39.47B, dari bulan sebelumnya yang tercatat sebesar $-44.66B, dengan Ekspor yang tumbuh sebesar 1.9% MoM dan Impor mengalami penurunan sebesar -0.8% MoM.

Sementara itu, harga minyak mentah dunia mengalami penguatan, dimana minyak WTI tercatat menguat +2.97% pada level 44.44 USD/barel dan minyak Brent menguat sebesar +3.04% pada level 46.83 USD/barel. Penguatan terjadi seiring spekulasi pertemuan OPEC yang akan membahas tentang pembekuan produksi minyak.

Dari Asia, khususnya Jepang, investor tengah menunggu pidato gubernur BOJ Kuroda mengenai stimulus lanjutan, mengingat perekonomian Jepang semakin melemah pasca stimulus fiskal yang dirilis pada bulan sebelumnya.

Dari dalam negeri, lanjut Putu, investor tengah menunggu data Indeks Kepercayaan Konsumen Indonesia yang akan dirilis pada pekan ini dan diperkirakan akan mengalami peningkatan menjadi 114.5.

"Melihat data ekonomi yang dirilis diatas, maka kami memperkirakan IHSG pada hari ini akan mengalami penguatan. Indikator Technical juga mendukung seluruh data positif fundamental ekonomi. Penguatan harga minyak mentah dunia, pertimbangan The Fed untuk menunda kenaikan suku bunga acuan dan kenaikan bursa Amerika juga bursa Eropa menjadi katalis positif pergerakan IHSG," paparnya.

"Selain itu, Investor juga tengah menunggu pidato dari Gubernur Bank Of Japan mengenai stimulus ekonomi lanjutan, mengingat perekonomian Jepang terus mengalami pelemahan, dan tentunya angka Indeks Kepercayaan Konsumen Indonesia yang akan dirilis pada awal pekan menjadi katalis positif dari dalam negeri," jelas Putu.

Adapun Indeks diperkirakan akan bergerak pada range 5,350 - 5,400.

Putu menambahkan, dalam kondisi kenaikan IHSG maka Investor dapat mencermati saham - saham yang mempunyai nilai kapitalisasi pasar yang besar dan berkaitan dengan sentiment The Fed, Investor dapat mencermati saham - saham perbankan seperti BBCA, BMRI, BBRI dan BBNI.

Berikut 10 besar saham berkapitalisasi besar pada IHSG : HMSP, TLKM, BBCA, UNVR, ASII, BBRI, BMRI, GGRM, ICBP dan BBNI.